Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 01 April 2008

Manajemen dan Perencanaan

Oleh : Evi Desiana*)


Pergerakan Dakwah (_Islam_) adalah pergerakan yang dekat dengan fitrah manusia. Hanya saja kelemahan di bidang manajaemen dan perencanaanlah yang menyebabkan kita tidak bisa mengambil manfaat dari berbagai potensi dan kemampuannya. Terkadang kita merasa sudah bekerja dengan segenap kesungguhan, namun ternyata tidak mendapatkan apapun. Segala bentuk penundaan dan kelalaian bisa membuat semangat dakwah kita melemah..

Bagi Antum/na para aktivis Dakwah tentunya tidak asing lagi dengan kata “syuro”. Fathi Yakan dalam bukunya “Problematika Dakwah dan Para Da’I” mengatakan bahwa syuro merupakan salah satu landasan terpenting bagi tegaknya pemerintahan dalam Islam. Apalagi dalam dunia Dakwah Kampus tentunya...Yang pasti segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan organisasi butuh yang namanya Syuro’. Dalam bahasa kita syuro itu ya Rapat or bisa juga musyawarah. Yang tentunya berkaitan dengan manajemen, perencanaan, dan diskusi. Yang namanya rapat (-syuro) pasti udah jadi aktivitas keseharian para aktivis. Sampai-sampai dapat julukan terhormat sebagai mahasiswa KuRa-kuRa (Kuliah Rapat-Kuliah Rapat), (Tapi jauh lebih baik daripada dapat julukan mahasiswa KuNang-KuNang alias Kuliah Nangkring-Kuliah Nangkring (Nggak mau deh...!!).

Tapi apakah aktivitas syuro yang kita lakukan selama ini sudah efektif...??? Atau barang kali banyak sekali waktu yang terbuang hanya untuk memperdebatkan sesuatu yang terkadang tidak harus diperdebatkan??Mengapa sering sekali syuro terasa membosankan..??? Ana ingin kasih pendapat ney...

Kenapa syuro jadi tidak efektif…?? (menurut ana) :

  1. Waktu syuro ditentukan mendadak.
  2. Tidak tahu agenda yang akan di bahas
  3. Peserta syuro datang telat
  4. Catatan syuro tidak rapi
  5. Tidak ada referensi bahasan
  6. Senang berdebat
  7. Membosankan

Solusi (menurut ana juga..) :

  1. Tentukan waktu syuro rutin (Frekuensinya : seminggu sekali atau 2 minggu sekali atau sebulan sekali ; Harinya ; Waktunya ; Tempatnya). Misalnya : Syuro Kaderisasi setiap hari senin pukul 16.00 WIB di Sekretariatan. Tentunya setiap personel yang akan ikutan syuro sudah mengagendakan jauh-jauh hari sehingga apabila ada agenda yang waktunya bersamaan bisa diprioritaskan.
  2. Seringkali agenda syuro ditentukan pada saat hari H. Bahkan terkadang peserta syuro tidak tahu apa yang akan dibahas di syuro itu. Sebaiknya pada saat menentukan akan syuro kembali, maka langsung saja ditentukan apa yang akan dibahas di syuro selanjutnya agar peserta syuro ikut memikirkan wacana yang akan dibahas di syuro tersebut dan mempersiapkan ide2 cemerlang yang akan disampaikan.
  3. Telat...?? Ah...sudah biasa (Nah lho..!! hati2 dengan kata2 ini..). Kalau kebiasaan telat ini diteruskan bisa mempengaruhi aktivitas dakwah kita. “Dakwah itu butuh orang2 yang cerdas, disiplin, n’ profesional “ (Setuju...???). Buat komitmen bersama untuk hadir tepat waktu diantara peserta syuro, bisa dengan memberikan punisment kepada yang telat n’ reward kepada yang selalu datang ontime. Buat Tata Tertib syuro yang disepakati bersama. Jika sudah tiba waktunya syuro (Teng...!!), silahkan memulai syuro, jangan tunggu teman2 yang telat karena waktu akan terus berjalan dan menyia2kan waktu kita (“memuliakan yang terlambat” (coz ditungguin, dan “menzholimi yang Ontime”). (Kecuali peserta syuro yang baru datang 2 orang, ikhwan n’ akhwat...wah, kalau yang ini mesti nunggu yang lain, gak ada kompromi..!)
  4. Apa yang dibahas di syuro sebelumnya terkadang masih berhubungan dengan apa yang akan kita bahas hari ini. So, kita harus punya catatan rapi yang berisikan hasil2 rapat(-syuro) kita sebelumnya. Catatan ini juga bisa jadi referensi bagi peserta syuro yang tidak hadir (Jadi dia tahu apa hasil syuronya gitu,,).
  5. Diantara bencana paling buruk yang menimpa pergerakan Islam adalah inferioritas (rasa rendah diri) para aktivisnya dan sikap apresiatif terhadap beratnya peperangan yang mereka arungi, baik perang pemikiran maupun politik (taukan maksudnya...??_afwan, alias males mikir_)
  6. Pernahkah kita berfikir terkadang kita memperdebatkan sesuatu yang tidak harusnya lama-lama diperdebatkan. Coba deh evaluasi syuro2 yang antum/na ikuti. Terkadang sikap egois mempertahankan pendapat masing2 mewarnai aktivitas syuro kita. Tentunya sikap saling menghargai dan mendengar sangat dibutuhkan dalam kondisi ini.
  7. Syuro menjadi hal yang membosankan penyebabnya berkaitan dengan poin-poin diatas. Waktunya ditentukan mendadak n’ gak tau agendanya apa. Mau kasih ide,.?? Idenya mandek karena gak ada referensi yang disiapkan sebelumnya. So, bingung apa yang harus dibahas jadinya diem aja di syuro. Walhasil bisa membuat suasana jadi membosankan kan...???.

Penyebab kebosanan di syuro juga bisa disebabkan hal-hal lain misalnya : pemimpin rapatnya monoton (gak semangat gitu,,so pemimpin rapat..SEMANGAT...!! J ); gak ada makanan (he..he...ini sih maunya yang hoby makan, tapi perlu juga lho sekali-kali dalam syuro menghadirkan nafsi2 yang ini_makanan ringan_ .Siapa tau peserta rapat belum sarapan/makan siang (makanya dalam syuro gak ngomong2 coz lapeer..kan bisa jadi semangat lagi ngeliat makanan..!!)

Cari tempat syuro yang nyaman dan aman. Mungkin sekali-kali antum/na bisa syuro di pinggir pantai misalnya or di taman,,,(tapi masih dengan adab2 syuro yach..!!)..Wiih...yang ini pasti menyenangkan..!

(Diambil dari kisah nyata & pengalama pribadi he..he..^_^)

“Seorang yang profesional adalah seorang yang tekun, sabar dan tahan godaan, senantiasa dinamis dan mencari kreatifitas baru dalam berdakwah, karena memang ia tidak akan pernah setuju dan rela jika dakwah ini vakum, berjalan di tempat dan tidak mendapat tempat di hati umat”

Fathi Yakan masih dalam bukunya “Problematika Dakwah dan Para Da’I” mengatakan bahwa kehancuran dan kegagalan yang menimpa pergerakan Islam itu lahir karena kelemahan dalam metodologi dan pengabaian terhadap aspek manajemen serta perencanaan. Kalau kita ingin memperoleh solusi yang jelas dalam menangani problematika tersebut, menelaah secara seksama kesalahan2 kita, dan berusaha mengambil pelajaran dari pengalaman empiris untuk masa sekarang dan masa mendatang, maka kita dapat menegaskan bahwasanya kelalaian dalam menentukan tujuan, dan mengukur kekuatan adalah salah satu penyakit yang mesti di sembuhkan.

Btw...sudah siap untuk syuro lagi ...??? Semangat...semangat...!!!

(Buat Kaderisasi Crew UKM Birohmah, kapan kita syuro???? :)

*)Nama asli,...keluar juga...he2x