Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Jumat, 13 Juni 2008

Revitalisasi Nuansa Demokrasi Politik Kampus di Fakultas Pertanian

Oleh : Evi Desiana (Mahasiswa Fakultas Pertanian)

Kini saatnya bangkit melawan atau diam dalam ketertindasan.
"Sampaikanlah pada ibuku…
Aku pulang terlambat waktu
Ku akan menaklukan malam dengan jalan pikiranku
Sampaikanlah pada bapakku…
Aku mencari jalan atas semua keresahan-keresahan ini…"
(Sound track film Soe Hok Gie) *
Kita seharusnya bangga dan optimistik pada masa depan Pertanian yang lebih baik, jika para mahasiswa kita masih punya hati nurani dan berani bertindak, jika menyaksikan peristiwa yang melukai rasa keadilan. Saya rasa perjuangan mahasiswa melalui pemerintahannya bukan sesuatu yang main-main. Mahasiswa, sebagai subyek dalam mengambil peran pendidikan demokrasi kampus, harus melakukan perubahan-perubahan yang real guna menjadikan paradigma demokrasi yang sesuai dengan keindahan intelektual dan moral citra kampus dan bangsanya. Cukuplah PEMIRA FP ditahun-tahun yang lalu menjadi pelajaran bagi kita. Terlebih lagi jika para 'pemeran politik kampus' yang ada di dalamnya mempunyai nilai moral dan intelektual yang cukup dalam berkiprah. Tulisan ini berangkat dari pengamatan lapangan yang memprihatinkan, bahwa sikap untuk memperjuangkan aspirasi melalui pemerintahan mahasiswa hari ini belum sungguh-sungguh. Dan parahnya, hubungan antar elemen mahasiswa biasanya akan memanas dan tidak kondusif ketika mendekati masa-masa PEMIRA. Perebutan kekuasaan di struktur mahasiswa sayangnya harus dibayar dengan biaya yang mahal, yakni tercerai-berainya elemen-elemen mahasiswa.

Kompetisi yang terjadi diantara para calon pemimpin BEM FP pun sebenarnya hanya merupakan seni dalam nuansa pembelajaran demokrasi di kampus ini. Karena pada esensinya adalah bagaimana ia nanti mampu memegang amanah yang disampaikan oleh mahasiswa hingga kemudian menjadi lebih baik dan terus menjadi lebih baik dalam berkontribusi demi kemajuan FP. Semua perjalanan dan tujuan dari hal tersebut tentunya tidak akan maksimal dan efektif jika hanya dilakukan setengah hati. Kemajuan kampus ini hanya mampu melaju dengan cepat jika seluruh elemen mahasiswa mempunya loyalitas yang tinggi akan komitmen bersama. Karena rasa kewajiban untuk menegakan kebenaran, bukan karena didominasi oleh motivasi pragmatis dalam berbagai bentuk pamrih yang hanya menciptakan kelelahan idealisme. Lembaga mahasiswa harus mampu menginternalisasi nilai kearifan guna merangsang kesadaran kritis yang demokratis.

Namun apa yang terjadi di Fakultas Pertanian hari ini..??. Ada gejala-gejala sakitnya DEMOKRASI akibat “ketidaktaatan” terhadap peraturan yang ada, yaitu pengangkangan aturan terhadap UU KBM Unila tentang PEMIRA. Dalam PMF Pertanian tentang PEMIRA Pasal 7 terkait Kandidat Anggota DPM FP atau Gubernur dan Wakil Gubernur BEM FP poin ke-17 menyatakan bahwa “Untuk kandidat Gub/Wagub BEM FP mendapatkan surat rekomendasi dari 3 HMJ & untuk Anggota DPM FP mendapatkan rekomendasi dari HMJ nya masing-masing”. Sebagai mahasiswa yang senantiasa menjunjung tinggi intelektual dan moral serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi tentunya kita merasa ada yang salah dengan semua ini. Dimana letak kesalahannya..??.Pertama. Rekomendasi tersebut telah mengangkangi dan melanggar UU KBM Unila dan konstitusi, Kedua. Pengekangan terhadap hak individu-individu setiap mahasiswa Pertanian yang tentunya memiliki kesempatan yang sama untuk mengaktualisasikan diri di dalam organisasi mahasiswa yaitu menjadi Gubernur, Wakil Gubernur atau anggota yang membantu lembaga yang satu ini tanpa harus mendapatkan rekomendasi dari siapapun..!!.karena ini demokrasi bung..!!!. Ketiga, secara tidak langsung akan banyak potensi yang akhirnya mati karena tidak mendapatkan kesempatan untuk menguji kemampuan dalam berorganisasi di BEM FP, karena bisa jadi dikalahkan oleh kepentingan-kepentingan yang tidak bertanggungjawab. Keempat. Menyebabkan pengkotakan-pengkotakan gerakan mahasiswa, sehingga mahasiswa Fakultas Pertanian tidak lagi memiliki “taji’ dan begitu mudah untuk diombang-ambing oleh pemilik kekuasaan atau penentu kebijakan. Jangan sampai Jargon Pertanian satu, Pertanian jaya yang selama ini dikumandangkan hanya sekedar jargon tanpa realisasi. Kelima. Akan menimbulkan kebosanan setiap individu mahasiswa untuk terus menanti datangnya PESTA DEMOKRASI terbesar di kampus Pertanian ini dan efeknya adalah rendahnya tingkat partisipasi mahasiswa dalam pelaksanaan Pemilihan Umum Raya ataupun dalam pelaksanaan dan pengawasan jalannya pemerintahan mahasiswa.
Akibat yang paling parah yang akan terjadi dari kelima poin gejala diatas adalah matinya DEMOKRASI di kampus kita tercinta ini...!!. Pemerintahan mahasiswa (baca : BEM FP) yang diharapkan mampu untuk menjembatani potensi-potensi mahasiswa, sekarang hanya menjadi ‘tempat nongkrong’ segelintir mahasiswa saja. Sedangkan masih ada ribuan talenta-talenta yang tidak terjamah karena pihak yang berkepentingan untuk menjembataninya sibuk dengan proyek-proyek yang tidak jelas arah dan tujuannya. Secara tidak langsung pemerintahan mahasiswa yang sibuk dengan proyek-proyeknya sendiri ini, telah melakukan pengkebirian terhadap potensi dan gerakan mahasiswa di kampus ini.
Dan kita sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian, hendaknya mengambil peran yang lebih untuk memajukan diri dan Fakultas kita tercinta ini. Kalau tidak sekarang kapan lagi...!!!.Ingat...! Masanya telah tiba dan saatnya mengakhiri ini semua...!!. Tidak ada alasan untuk tidak menolak adanya Rekomendasi..!!!
Dengan penuh rasa hormat dan segala kerendahan hati, dan tanpa melakukan upaya pembelaan pembenaran yang menyesatkan....Dengan menjunjung tinggi moralitas dan hati nurani:
Kami serukan, "Kepada segenap mahasiswa Fakultas Pertanian untuk merevitalisasi sistem Demokrasi di Kampus Pertanian kita tercinta dengan bersama-sama menghapuskan kebijakan yang mengekang kebebasan Demokrasi yaitu menolak adanya poin REKOMENDASI...!!!

TOLAK REKOMENDASI = PEDULI HAK DEMOKRASI

” PERTANIAN SATU...!!! PERTANIAN JAYA...!!!.HIDUP MAHASISWA...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Bermanfaat...