Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Rabu, 16 Februari 2011

TITIK sang Putri

Ternyata kisah ini tidak mudah berakhir di satu tanda baca TITIK. Begitu panjang kisahnya, hingga akupun tak tahu lagi kemana alur akan dibawa, yang pasti aku tahu bahwa alur ini akan berjalan sesuai kehendakNya, kemanapun atau sekuat apapun kita berusaha membawanya.

Kisah seorang putri yang sudah memasuki usia dewasa, ia sadar sebagian umurnya selama ini terlalu banyak dihabiskan untuk mengurusi rakyatnya. Beberapa pangeran belakangan ini seringkali ‘mengganggunya’, dan membuat ia berfikir bahwa harus ada seorang pangeran disampingnya yang bisa melindunginya agar ia tidak diganggu lagi. Kemudian ingin rasanya ia mengakhiri masa penantiannya, maka beberapa pangeranpun datang untuk melamarnya.

Sang putri tentu saja tak ingin melabuhkan hatinya ke sembarangan orang. Ia harus memilih yang terbaik diantaranya. Maka sang putri menawarkan beberapa permintaan kepada para pangeran. Permintaannya tidaklah terlalu berat namun membutuhkan keseriusan dan merupakan bukti keseriusan.

Permintaan pertama pasangan hidup sang putri haruslah orang yang berilmu, dan yang paling utama adalah memiliki ilmu agama yang baik, maka sang putri meminta kepada seluruh pangeran yang ingin meminangnya untuk belajar pada seorang guru dan taat pada guru tersebut beserta ajarannya. Dengan kata lain sang putri ingin meniru kisah seorang wanita mulia : Ummu Sulaim yang menjadikan keislaman suaminya (Abu Thalhah) sebagai mahar. Dan permintaanpun dipenuhi oleh beberapa pangeran namun ada pula yang tidak sanggup maka gugurlah beberapa pangeran..

Namun permintaan pertama ini tidaklah hanya sampai disitu, sang putri terus memantau perkembangan para pangeran yang sedang berguru. Ada kemajuan kah atau sekedar ikut-ikutan saja karena ingin merebut hati sang putri?. Sang putri terus memperhatikan.... Dan ia tertuju pada satu orang pangeran yang selalu antusias dalam proses belajar pada sang guru tersebut. Maka waktunya sang putri meminta sang pangeran menghadapnya dan sang putri pun mengujinya dengan beberapa pertanyaan. Beberapa pertanyaanpun dilontarkan, berkaitan dengan prinsip, keyakinan dan kebiasaan hidup. Semua pertanyaan dijawab dengan baik oleh sang pangeran bahkan lebih baik dari yang sang putri kira. Sang putri menganggukkan kepalanya berfikir dalam, haruskah sang pangeran ini yang di pilih...???. Ternyata ia cukup berilmu pikir sang putri.

Hari-hari kemudian pikiran sang putri dipenuhi oleh pilihan-pilihan,, haruskah ia memutuskan untuk memilih sang pangeran tersebut??.. Sang Pangeran sudah menunjukkan kecenderungan hatinya kepada sang putri dengan datang meminangnya, kemudian ia juga sudah sanggup memenuhi permintaan sang putri untuk belajar dengan seorang guru, dan sang putri juga telah mengujinya dengan beberapa pertanyaan. Menurut sang putri semua itu sudah cukup membuktikan keseriusan sang pangeran kepadanya. Belum lagi beberapa hadiah yang senantiasa dikirimkan oleh sang pangeran kepadanya, membuat hati sang putri berbunga-bunga ketika menerimanya. Ah, perhatian sekali sang pangeran kepadanya.

Namun sang putri tersadar, ia takut pilihannya menjadi tidak objektif. Ia khawatir pilihanya tidak lagi tertuju pada ilmu agama yang dimiliki sang pangeran, namun karena perhatian-perhatian yang diberikan sang pangeran kepadanya. Ia juga takut lama-kelamaan semua ini akan menggelincirkannya ke dalam kemaksiatan hati yang merajalela. Maka ia pun meminta petunjuk kepada Rabbnya melalui istikharah, terlepas dari rasa kecenderungan hati yang sudah muncul pada diri sang putri dan hasilnya hati menggiringnya untuk tertuju pada sang pangeran.

Maka di dalam hati sang putri memutuskan untuk memilih sang pangeran. Namun sang putri sangat menyadari bahwa dirinya bukanlah miliknya sendiri, namun dirinya adalah milik orangtua dan rakyatnya. Maka dibicarakanlah masalah ini kepada Raja dan Ratu sebagai orangtua sang putri dan juga kepada rakyatnya.

Ternyata jalan menuju pernikahan dengan sang pangeran tidaklah semudah yang sang putri bayangkan sebelumnya. Walaupun hatinya telah memilih, sebagian rakyat tidak menyetujui sang putri dengan sang pangeran dengan berbagai alasan, dan alasan terberat adalah kerajaan sang pangeran cukup jauh dari kerajaan sang putri saat ini, menempuh jarak yang tidak sedikit dan sebentar. Setelah menikah tentulah menjadi kewajiban sang putri untuk turut serta ke kerajaan sang pangeran dan tentu saja Raja, Ratu dan rakyatnya akan kehilangan sang putri dari kerajaannya. Inilah yang sangat tidak diinginkan oleh orangtua sang putri dan juga rakyatnya.

Sang putri kembali bingung dan gelisah, ia pun sadar bahwa ia tidak bisa egois memilih dan memutuskan sendiri. Sejak awal ia sudah berkomitmen menyerahkan diri kepada rakyatnya. Namun di satu sisi keinginan hati sang putri untuk menikah sudah cukup besar ditambah ada seorang pangeran yang telah menunjukkan keseriusannya dan menantinya. Sang putri bingung, tak tahu harus bagaimana.

Di tengah kegelisahan tersebut sang putri mencoba mengendalikan kegelisahannya dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan dan urusan rakyatnya. Ia tidak ingin karena masalah pribadinya ini mengganggu amanah yang diembannya. Walaupun ia tahu ia tidak boleh menggantungkan masalah ini begitu saja, harus ada keputusan dan solusi segera. Namun mencari solusi dari masalah ini bagi sang putri tidaklah mudah, sangatlah berat, bahkan lebih berat dari mengurusi pekerjaan dan amanahnya sebagai sang putri kerajaan.

Beberapa hari setelah itu, datanglah sang pangeran tersebut menemui Raja dan Ratu sebagai orangtua sang putri untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan maksudnya. Sang pangeran telah membaca kekhawatiran Raja dan Ratu serta rakyatnya, maka dengan kedatangannya ia berusaha menjelaskan dan memberikan solusi tentang apa yang dikhawatirkan oleh Raja, Ratu dan rakyatnya tersebut.

Raja dan ratu berusaha untuk menerima semua alasan yang dilontarkan sang pangeran, entah dengan alasan benar-benar menerima atau hanya sekedar ingin menghormati sang putri yang telah memutuskan dan tidak ingin membuat sang putri kecewa.
Namun masalah tidak berakhir sampai disitu, keinginan sang putri dan pangeran kembali dibenturkan oleh masalah ‘kebiasaan’ yang ada dalam kerajaan sang putri. Dalam kerajaan sang putri setiap pangeran yang akan menikahi putri mereka akan ditawarkan sejumlah upeti yang harus dipenuhi oleh keluarga sang pangeran. Dan begitu juga dengan sang pangeran tersebut, ia ditawarkan sejumlah upeti yang harus dipenuhi dengan jumlah yang tidak sedikit oleh sang raja. Jika pangeran tak sanggup maka silahkan kembali lagi untuk meminang sang putri sampai ia mampu memenuhi upeti tersebut.

Sang pangeran pun bingung, jumlah upeti yang ditawarkan raja sangatlah besar. Ia pun tidak yakin mampu memenuhi semuanya mengingat kas kerajaan yang tidaklah banyak. Hampir saja ia berfikir untuk mundur saja, tapi perjalanan sudah sejauh ini. Akankah sia-sia semua pengorbanan yang ia berikan untuk mendapatkan sang putri selama ini hanya karena upeti??? Sedangkan keinginan itu begitu besar, keinginan untuk membina rumah tangga dengan sang putri..

Sang Pangeran bingung, begitu juga dengan sang putri yang tidak bisa berbuat banyak.

Allah belum mengizinkan keinginan hati ini untuk ditunaikan segera, mungkin juga Allah belum memandang kesiapan keduanya.

Sang putri hanya meyakini bahwa ada takdir yang akan mereka jalani. Mungkin akan berakhir di samudera bahagia atau semangkuk rasa kecewa. Dan keduanya adalah pilihan........

Kutunggu dengan kesabaran, hingga akhirnya kisah ini berakhir dengan tanda baca TITIK.

Kotabumi, 17 Februari 2011
06:57 WIB

1 komentar:

  1. Hm
    Sepertinya kisah TITIK sang Putri ini adalah proyeksi kisah dari sang "putri" yang sebenarnya
    Hahaha

    Saya ingin sedikit berbagi dengan "putri" yang sedang gelisah
    (Semoga hati saya bisa lurus)

    Saya pernah mengalami berbegai episode dalam hidup saya
    Hidup saya pernah diputarbalikkan oleh ALLAH dalam kedipan mata
    Tak dipungkiri, terselip di hati rasa tidak menerima dan tidak mempercayai kehendak ALLAH

    Saya mengajak untuk mempelajari cinta ALLAH yang tercantum dalam surat ALI IMRAN ayat 26 dan 27 :

    Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
    Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."

    Mati2an kita mengejar sesuatu, kalo DIA tidak berkehendak, tidak akan terjadi
    Seluruh usaha kita kerahkan untuk mencapai sesuatu, kalo DIA tidak berkenan, tidak akan terlaksana
    Tetapi, walau kita tidur siang, kalau DIA berkenan, maka akan terlaksana

    "Putri", segala sesuatu nya bergerak atas takdir NYA
    Dan saya menulis ini pun atas takdir NYA

    Mungkin ada pertanyaan, apa gunanya kita berusaha kalo ujung2nya adalah takdir?
    Usaha itu mendekatkan diri kita kepada takdir NYA
    Usaha itu menjadikan diri kita pantas atas takdir NYA

    Bawa enak aja "put"
    Maka jadi enak
    Bawa asyik aja "put"
    Maka jadi asyik

    BalasHapus

Semoga Bermanfaat...