Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 09 Februari 2009

Alhamdulillah...


(Gambar siapa nih...) haha...^^
Yg pasti bkn Za ^^...it's just animation, the reaL...??..Let's see future...!!^^


SEMINAR HASIL SUKSES...!!!
Akhirnya hari ini bisa dilewati dengan baik ^^
Ternyata tidak se'seram' yang dibayangkan..
Tepatnya pukul 10.00-11.20, bertempat di R.Semintar Jur THP lt.I masa2 itu telah terlewati...Hufff....leganya....
Dapat nilai A eiuyy...Senengnya ^^
Eits....Alhamdulillah....Terimakasih ya Allah ^^
Semoga semua ini semakin mendekatkan hamba kepadaMu, dan tidak membuat hamba lalai atas semua nikmat dan karunia ini..

"The quality of reward depend on the quality of effort"...Mmm...tapi gak tahu jg sih usaha dah maksimal apa belum, tapi yang pastinya doa dah maksimal, (iyah, sampe melibatkan orang2 rumah khususnya ortu tuk bantu'in doa...hehe..so byk deh yang doa'in...Makasih ya mah, pah, pasti semua ini berkat doa kalian...Luv you so much...^_^). Mama tuh sampe nelpon 3x hr ini, dari kasih nasehat biar gak nervous, sampe masalah baju jg dibilangin...hehe...Dan tidak lupa doa dari temen/sahabat n saudara semuanya...Jazakumllah...^^
Tapi asli semua perhatian itu membuat Za semakin 'pede' menghadapi hari ini...Semua ketenangan ini pasti berkat 'campur tangan' doa semua...Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan dan keridhoan pada kita semua...Amiin.^^


Selangkah lagi menuju S.T.P....!!!!!


SEMANGAT....!!!!!^^



Oya, nie Abstrak penelitian koe^^


KAJIAN LAMA FERMENTASI DAN JUMLAH INOKULUM TERHADAP PRODUKSI TEPUNG UBI KAYU BERPROTEIN DENGAN MENGGUNAKAN KAPANG TEMPE

(Hasil Penelitian)

Oleh :
Evi Desiana 0414051006

Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang banyak menghasilkan komoditi ubi kayu (Mahinot esculenta Cranzt). Di Indonesia ubi kayu menduduki tempat ketiga sebagai komoditi utama setelah padi dan jagung (Affandi, 1986) yang ditunjukkan oleh data luas tanam ubi kayu (266.645 ha) setelah jagung (406.126 ha) dan padi sawah (372.945) (Lampung dalam Angka, 2005).

Ubi kayu merupakan komoditi pertanian yang mudah rusak. Apabila tidak diolah secara langsung, maka 3 hari setelah panen ubi kayu akan mengalami kerusakan (warna daging ubi kayu kebiru-biruan dan rasanya tidak enak) (Rukmana, 1997). Oleh karena itu ubi kayu segar perlu diolah menjadi bahan antara lain seperti diolah menjadi tepung ubi kayu (Suismono dkk, 2006). Pengolahan ubi kayu menjadi tepung bertujuan untuk memperpanjang masa simpan, meningkatkan nilai tambah tanaman ubi kayu, diversifikasi makanan, dan sebagai bahan substitusi dalam industri pangan (Setyono dkk, 1990).

Fermentasi merupakan proses yang melibatkan mikroorganisme sehingga kualitas produk fermentasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor selama proses fermentasi itu berlangsung. Dengan adanya proses fermentasi diharapkan akan meningkatkan nilai gizi yang ada pada produk fermentasi sehingga perbaikan mutu produk dan nilai terima pangan oleh konsumen juga meningkat (Suhadi, 1990).

Lama fermentasi dan jumlah inokulum merupakan faktor yang dapat menentukan keberhasilan fermentasi suatu bahan. Lama fermentasi berhubungan erat dengan pertumbuhan dan produk metabolit (Marniza dan Samsul, 2004). Fardiaz (1987) menyatakan bahwa jumlah inokulum yang ditambahkan akan mempengaruhi fase adaptasi pertumbuhan mikroba. Penggunaan bahan baku yang berbeda tentunya akan mempengaruhi aktivitas enzim yang dihasilkan oleh inokulum yang digunakan. Soccol et al (1994) melaporkan bahwa Rhizopus sp dapat tumbuh pada ubi kayu. Pada lama fermentasi 48 jam, protein ubi kayu meningkat dari 1,75% hingga 11,3% dengan proses fermentasi menggunakan isolat Rhizopus sp sebanyak 2x109 spora. Berdasarkan hal tersebut maka diduga lama fermentasi dan jumlah inokulum yang tepat dapat menghasilkan karakteristik tepung ubi kayu yang baik.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk melihat pertumbuhan kapang maksimal pada proses fermentasi yang diamati secara visual. Penelitian pendahuluan dilakukan dalam dua tahap yaitu menentukan waktu pengukusan kemudian dengan mencari konsentrasi penambahan tepung kacang benguk.
Penelitian utama dilakukan fermentasi terhadap potongan umbi ubi kayu yang telah dikukus dengan perlakuan lama fermentasi (A) terdiri dari 5 taraf yaitu: 36 jam (A1), 48 jam (A2), dan 60 jam (A3) dan perlakuan jumlah inokulum (B) terdiri dari 4 taraf yaitu 1,5 g/kg (B1); 2,0 g/kg (B2); 2,5 g/kg (B3); dan 3 g/kg (B4). Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Data yang diperoleh kemudian disajikan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pertumbuhan miselium optimal diperoleh pada lama fermentasi 36 jam dengan jumlah inokulum sebesar 0,25 g dan 0,3 g, pada lama fermentasi 48 jam dengan jumlah inokulum 0,2g ; 0,25g ; dan 0,3 g, serta pada lama fermentasi 60 jam dengan jumlah inokulum 0,2 g. Kadar protein tertinggi (8,9966%) diperoleh dengan lama fermentasi 36 jam pada jumlah inokulum 0,25 g, sedangkan kadar protein terendah (7,4802%) diperoleh pada lama fermentasi 60 jam dengan jumlah inokulum 0,15 g.

Peningkatan kadar protein, kadar air, kadar abu dan viskositas pada tepung ubi kayu sejalan dengan pertumbuhan miselium pada proses fermentasi. Kombinasi antara lama fermantasi dan jumlah inokulum yang dapat menghasilkan karakteristik tepung yang baik diperoleh pada lama fermentasi 36 jam dengan jumlah inokulum sebesar 0,25 g dan 0,3 g, pada lama fermentasi 48 jam dengan jumlah inokulum 0,2g ; 0,25g ; dan 0,3 g, serta pada lama fermentasi 60 jam dengan jumlah inokulum 0,2 g.

1 komentar:

  1. Barakallah, Semoga ilmunya berkah untuk mba Evi sendiri dan umt khususnya.

    BalasHapus

Semoga Bermanfaat...