Sahabat Muslimah…Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seorang akhwat ingin segera mengakhiri masa lajangnya, antara lain:
1. Karena faktor usia
Banyak akhwat yang merasa gelisah karena usia yang sudah cukup untuk menikah, namun belum juga ditunjukkan siapa pendampingnya.
2. Melihat teman yang sudah menikah
Adakalanya, jika teman kita sudah menikah, mereka bercerita kepada kita, betapa indah dan menyenangkannya hidup berumah tangga, sehinga membuat kita ingin segera merasakannya.
3. Dipanas-panasi
Tak dipungkiri, di sebagian kalangan akhwat, salah satu topik favorit yang sering dibicarakan adalah seputar ikhwan dan nikah. Lambat laun, karena seringnya membicarakan hal itu, membuat hati sebagian akhwat kebat-kebit.
Apalagi jika sudah ditambah bumbu-bumbu tertentu. Itulah sebabnya mengapa kita dilarang untuk membicarakan hal-hal yang tidak perlu, karena bisa saja membuat hati kita kotor.
Sebagian lagi beralasan, mereka ingin segera menikah untuk menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. Bukan alasan yang salah sebenarnya. Tapi acapkali, karena terburu-buru ingin menikah, banyak hal yang lupa dipersiapkan.
Sahabat muslimah… Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan ketika kita memutuskan untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Antara lain:
1. Kesiapan Pemikiran yang mencakup:
a. Kematangan Visi Keislaman
Hal ini dimaksudkan, agar pasangan suami istri mempunyai frame yang sama mengenai Islam sebagai dasar rumah tangga, agar rumah tangga benar-benar bernilai ibadah, tidak hanya sebagai pemuas kebutuhan biologis saja. Dengan ajaran Islam sebagai landasan rumah tangga, diharapkan, rumah tangga tersebut dapat menjadi rumah tangga yang sakinah mawaddah warrohmah.
b. Memiliki kematangan visi kepribadian
Disamping beragama secara kultural, banyak juga orang yang landasan keislamannya di bangun oleh emosi. Namun karena tidak dilandasi oleh pengetahuan Islam yang kuat, kadang membuat sebagian orang cepat futur, bosan dan lain sebagainya. Jika hal ini terjadi dalam rumah tangga, bisa menjadi sebab timbulnya kegagalan seseorang dalam berumah tangga.
2. Kesiapan Psikologis
Kematangan psikologis yang dimaksud adalah kematangan atau kesiapan tertentu secara psikis, untuk mengahadapi berbagai tantangan yang akan dihadapi selama hidup berumah tangga. Seringkali karena secara psikologis kondisi seseorang belum siap, membuat pasangan suami istri tidak siap dengan berbagai kondisi pasca nikah.
3. Kematangan Fisik
Ada beberapa hal yang menjadi persyaratan mutlak dalam sebuah perkawinan menurut Islam, yang berkaitan dengan fisik. Antara lain :
a. Seorang laki-laki atau wanita yang kan menikah harus yakin bahwa alat-alat reproduksinya berfungsi dengan baik
Karena salah satu sebab perceraian yang diperbolehkan dalam Islam adalah karena alat reproduksi pasangannya tidak berfungsi dengan baik.
b. Usia
Kita juga harus menyadari, bahwa secara fisik, kita benar-benar sudah siap menikah. Itulah kenapa sebabnya seorang wanita dianjurkan untuk tidak menikah dalam usia yang masih dini. Banyak kasus yang terjadi, dimana anak-anak yang baru keluar dari sekolah dasar (usia sekitar 12-13 tahun) langsung dinikahkan. Di Barat, ada survey yang membuktikan, bahwa orang-orang yang melakukan hubungan seksual terlalu muda, pada umumnya di atas usia tiga puluh tahunan akan mengalami hambatan-hambatan fisik.
Meskipun sekali lagi, tidak ada kriteria tertentu kapan seseorang menjadi matang secara fisik. Ada kasus-kasus tertentu, seperti halnya orang-orang tua zaman dulu, banyak yang tetap sehat dan memiliki keluarga besar, meskipun menikah dalam usia yang masih sangat muda.
c. Kesehatan
Sebelum menikah, usahakan mengetahui kondisi fisik dan kesehatan calon pasangan kita. Kalau bisa, ketahui juga kesehatan keluarga calon pasangan kita itu, karena biasanya ada penyakit tertentu yang merupakan penyakit keturunan.
4. Kesiapan Finansial
Perkawinan juga merupakan kerja ekonomi, tidak hanya cukup dengan cinta. Bukan berarti seorang muslimah harus materialistis. Namun hal ekonomi /finansial kadang menjadi pemicu konflik dalam rumah tangga. Meskipun ada beberapa pasangan yang merasa cukup hanya dengan bekal cinta saja, akan lebih baik jika kita mempersiapkan finansial sejak jauh-jauh hari.
Sahabat muslimah… Menikah adalah sebuah Mitsaqan Ghalizhan, perjanjian yang sangat berat. Banyak konsekuensi yang harus dijalani suami istri dalam berumah tangga. Jangan pernah mengambil keputusan untuk menikah hanya karena ‘ingin’, sementara banyak faktor yang belum kita persiapkan. Jika sejak awal kita sudah mempersiapkan mahligai rumah tangga yang akan kita bina, niscaya kebahagiaan dunia dan akhirat akan kita rasakan. InsyaAllah. Maka, apakah sahabat sudah ingin menikah, atau benar-benar siap dengan pernikahan ???
sumber http://www.manajemenqalbu.com
Senin, 29 Maret 2010
Kamis, 11 Maret 2010
DIALOG DI SENJA HARI (MENIKAH Part III)
Pada suatu senja terjadi dialog antara dua orang sahabat...
A : Ukh, ana mau minta pendapat?
I : Apa?
A : Hmm...kalau seandainya ada akhwat, beliau terkenal aktivis bangetlah trus menikah bukan dengan ikhwan, apa tanggapan anti? (*note : akhwat : wanita tarbiyah ; ikhwan = laki2 tarbiyah)
I : Hmm.....kenapa sang akhwat mau menikah dengan yang bukan dengan ikhwan?
A : Kondisi yang mendorong seperti itu.
I : Kondisi seperti apa, misalnya ?
A : ........*mikir*....... yaaah karena ia menganggap para ikhwan ’kelamaan mikir’ or....di satu sisi ada laki-laki biasa (-tdk tarbiyah-) yang lebih berani datang melamarnya..
I : Apakah itu masalah anti ? (*melirik menyelidik, sambil tersenyum*)
A : Bukan….. kita hanya sedang berandai-andai… (*dengan raut wajah yang sedikit nampak berubah*)
I : Pertanyaan ini membuat ana kembali mengingat ke beberapa peristiwa akhir-akhir ini yang menimpa saudara-saudara kita....(menghela nafas dan mengalihkan pandangan)
A : Maksudnya?
I : Menurut anti kenapa akhir-akhir ini seringkali pernikahan disorioentasi dakwah?
(Laaah ni, orang ditanya malah balik tanya :) )
Apakah mungkin karena dorongan usia yang semakin dewasa sehingga mengharuskan akhwat meninggalkan untuk sementara visi dan misi yang telah ia bangun dahulu..Ketika pangeran yang dinanti tak jua kunjung tiba untuk bersama menyatukan visi dan misi itu..??. Sehingga siapapun yang datang padanya, bahkan seorang kurir pun ia terima dengan sekedarnya??
A : Hmm... itu sih kembali kepada komitmen masing2 orang, seberapa tebal dan kuatnya ia menempelkan misi ’dakwah’ dalam setiap aktivitas dan fase hidupnya..
I : Ya, dan semoga kita adalah bagian dari orang-orang kuat itu... (*tatapnya seraya tersenyum...tulus*)
A : Amiin... (*senyum*)
I : Berarti dengan sendirinya sudah terjawab to pertanyaanmu ttg pendapatku??
A : Yup (*mengangguk-angguk*)
I : Tapi ukh, supply ikhwan di dunia ini terbatas.. Artiya ketika setiap akhwat menunggu sang pangeran ikhwan yang datang maka sudah dipastikan ada yang tak kebagian... (*afwan, penggunaan bahasa jadi seolah-olah ikhwan itu barang..hehe... *just perumpamaan* :D)
A : Kan ada Poligami...hehe (*nyengir*)
I : Hussshhhh.....(*raut wajah menunjukkan tak suka sekali ia pada poligami* :D)
A : Bukankah akhwat diperbolehkan menikah bukan dengan ikhwan tarbiyah asal memenuhi 4 syarat?
I : Apa itu ?
A : Aah...kura-kura dalam perahu nih...Pura-pura tidak tahu..!
I : Bener nih ana lupa, tolong diingatkan lagi..
A : Hmmm....Pertama, Ia tidak pernah melakukan dosa besar (Syirik)..
Kedua, Ia tidak pernah meninggalkan ibadah wajib
Ketiga, Tidak merokok
Keempat, Tidak menghalangi aktivitas dakwahmu..
I : Cukup empat kriteria aja???
A : Yup
I : Itu sih jatuhnya ’ikhwan’ juga....hihi... =)
A : Iya sih...kalaupun ada laki-laki begini, tetap aja 1 diantara seribu...Hari gini gitu loh... hahah
(*tertawa mereka menemani terbenamnya matahari sore itu*)
I : Ana jadi teringat kata Ustad Cahyadi Takariawan dalam bukunya ’Dijalan dakwah aku menikah’, Disana ada sebuah pertanyaan : ”Dijalan apakah Anda menikah?”. Menikahlah di jalan dakwah, maka Anda akan mendapatkan keberuntungan. Di jalan ini para sahabat Nabi melangkah,dijalan ini mereka menikah, di jalan ini pula mereka meninggal sebagai syahid dengan kematian yang indah. Jalan yang tak pernah memberikan kerugian. Justru senantiasa menjadi investasi masa depan yang menguntungkan di dunia dan akhirat. Di jalan ini kecenderungan ruhaniyah amat mendapat perhatian, akan tetapi tidak mengabaikan segi-segi materi. Dijalan ini syahwat di kalahkan oleh orientasi Rabbani, dan menuntun prosesnya, dari awal sampai akhir, senantiasa memiliki kontribusi terhadap kebaikan diri dan umat.
A : Ya...dan dijalan inilah yang menghantarkan Nabi SAW menikahi isteri-isterinya. Jalan inilah yang menghantarkan Ummu Sulaim menerima pinangan Abu Thalhah. Jalan yang menyebabkan bertemunya Ali ra dan Fatimah Az Zahra dalam sebuah keluarga....Di jalan dakwah itulah Nabi SAW menikahi ummahatul Mukminin. Di jalan itu pula para sahabat nabi menikah. Dijalan dakwah itulah orang-orang shaleh membina rumah tangga. Jalan ini menawarkan kelurusan orientasi, bahwa pernikahan adalah ibadah. Bahwa berkeluarga adalah salah satu tahapan dakwah untuk menegakkan kedaulatan di muka bumi Allah...
I : Subhanallah..... luar biasa indahnya..... :))
(*mereka berdua tersenyum, berjuta harap, angan dan mimpi dibiarkan memenuhi rongga kepala....seraya menatap langit yang mulai menghantarkan kuning menjadi gelap....*)
Earthcity, 10 Marert 2010
A : Ukh, ana mau minta pendapat?
I : Apa?
A : Hmm...kalau seandainya ada akhwat, beliau terkenal aktivis bangetlah trus menikah bukan dengan ikhwan, apa tanggapan anti? (*note : akhwat : wanita tarbiyah ; ikhwan = laki2 tarbiyah)
I : Hmm.....kenapa sang akhwat mau menikah dengan yang bukan dengan ikhwan?
A : Kondisi yang mendorong seperti itu.
I : Kondisi seperti apa, misalnya ?
A : ........*mikir*....... yaaah karena ia menganggap para ikhwan ’kelamaan mikir’ or....di satu sisi ada laki-laki biasa (-tdk tarbiyah-) yang lebih berani datang melamarnya..
I : Apakah itu masalah anti ? (*melirik menyelidik, sambil tersenyum*)
A : Bukan….. kita hanya sedang berandai-andai… (*dengan raut wajah yang sedikit nampak berubah*)
I : Pertanyaan ini membuat ana kembali mengingat ke beberapa peristiwa akhir-akhir ini yang menimpa saudara-saudara kita....(menghela nafas dan mengalihkan pandangan)
A : Maksudnya?
I : Menurut anti kenapa akhir-akhir ini seringkali pernikahan disorioentasi dakwah?
(Laaah ni, orang ditanya malah balik tanya :) )
Apakah mungkin karena dorongan usia yang semakin dewasa sehingga mengharuskan akhwat meninggalkan untuk sementara visi dan misi yang telah ia bangun dahulu..Ketika pangeran yang dinanti tak jua kunjung tiba untuk bersama menyatukan visi dan misi itu..??. Sehingga siapapun yang datang padanya, bahkan seorang kurir pun ia terima dengan sekedarnya??
A : Hmm... itu sih kembali kepada komitmen masing2 orang, seberapa tebal dan kuatnya ia menempelkan misi ’dakwah’ dalam setiap aktivitas dan fase hidupnya..
I : Ya, dan semoga kita adalah bagian dari orang-orang kuat itu... (*tatapnya seraya tersenyum...tulus*)
A : Amiin... (*senyum*)
I : Berarti dengan sendirinya sudah terjawab to pertanyaanmu ttg pendapatku??
A : Yup (*mengangguk-angguk*)
I : Tapi ukh, supply ikhwan di dunia ini terbatas.. Artiya ketika setiap akhwat menunggu sang pangeran ikhwan yang datang maka sudah dipastikan ada yang tak kebagian... (*afwan, penggunaan bahasa jadi seolah-olah ikhwan itu barang..hehe... *just perumpamaan* :D)
A : Kan ada Poligami...hehe (*nyengir*)
I : Hussshhhh.....(*raut wajah menunjukkan tak suka sekali ia pada poligami* :D)
A : Bukankah akhwat diperbolehkan menikah bukan dengan ikhwan tarbiyah asal memenuhi 4 syarat?
I : Apa itu ?
A : Aah...kura-kura dalam perahu nih...Pura-pura tidak tahu..!
I : Bener nih ana lupa, tolong diingatkan lagi..
A : Hmmm....Pertama, Ia tidak pernah melakukan dosa besar (Syirik)..
Kedua, Ia tidak pernah meninggalkan ibadah wajib
Ketiga, Tidak merokok
Keempat, Tidak menghalangi aktivitas dakwahmu..
I : Cukup empat kriteria aja???
A : Yup
I : Itu sih jatuhnya ’ikhwan’ juga....hihi... =)
A : Iya sih...kalaupun ada laki-laki begini, tetap aja 1 diantara seribu...Hari gini gitu loh... hahah
(*tertawa mereka menemani terbenamnya matahari sore itu*)
I : Ana jadi teringat kata Ustad Cahyadi Takariawan dalam bukunya ’Dijalan dakwah aku menikah’, Disana ada sebuah pertanyaan : ”Dijalan apakah Anda menikah?”. Menikahlah di jalan dakwah, maka Anda akan mendapatkan keberuntungan. Di jalan ini para sahabat Nabi melangkah,dijalan ini mereka menikah, di jalan ini pula mereka meninggal sebagai syahid dengan kematian yang indah. Jalan yang tak pernah memberikan kerugian. Justru senantiasa menjadi investasi masa depan yang menguntungkan di dunia dan akhirat. Di jalan ini kecenderungan ruhaniyah amat mendapat perhatian, akan tetapi tidak mengabaikan segi-segi materi. Dijalan ini syahwat di kalahkan oleh orientasi Rabbani, dan menuntun prosesnya, dari awal sampai akhir, senantiasa memiliki kontribusi terhadap kebaikan diri dan umat.
A : Ya...dan dijalan inilah yang menghantarkan Nabi SAW menikahi isteri-isterinya. Jalan inilah yang menghantarkan Ummu Sulaim menerima pinangan Abu Thalhah. Jalan yang menyebabkan bertemunya Ali ra dan Fatimah Az Zahra dalam sebuah keluarga....Di jalan dakwah itulah Nabi SAW menikahi ummahatul Mukminin. Di jalan itu pula para sahabat nabi menikah. Dijalan dakwah itulah orang-orang shaleh membina rumah tangga. Jalan ini menawarkan kelurusan orientasi, bahwa pernikahan adalah ibadah. Bahwa berkeluarga adalah salah satu tahapan dakwah untuk menegakkan kedaulatan di muka bumi Allah...
I : Subhanallah..... luar biasa indahnya..... :))
(*mereka berdua tersenyum, berjuta harap, angan dan mimpi dibiarkan memenuhi rongga kepala....seraya menatap langit yang mulai menghantarkan kuning menjadi gelap....*)
Earthcity, 10 Marert 2010
Selasa, 09 Maret 2010
LASKAR ABABIL....
Energi cinta itu yang kurasakan ketika berada di tengah-tengah kalian. Ini bukan kisah tentara Ababil yang dengan begitu gagahnya menghabisi tentara Abrahah dengan lemparan batu api dari langit. Bukan, karena kisahnya tak sama..Tapi nilai kebersamaan dan kekuatannya mungkin tak kalah dari sekumpulan Ababil itu.
Laskar Ababil,
Allah mempertemukan aku dengan mereka ketika aku merasakan begitu sepinya dan tiada berartinya ’hijrah’ yang kujalani. Pulang ke daerah asal meninggalkan segala aktivitas yang sangat ’kucintai’, aktivitas yang begitu mewarnai hari-hari. Disaat merasakan mata yang tumpul hanya berharap keajaiban dalam wujud gharib (aneh), dan langka menemukan ’masa-masa’ itu kembali disini.
Teringat sebuah kalimat Alm. Ustad Rahmad Abdullah : ’Hidup tanpa kesadaran ma’iyah (kebersamaan) adalah gersang gurun yang tak menumbuhkan pohon apapun, selain kaktus dan dedurian yang keras dan menyakitkan. Kecuali ada oase, secercah harapan di tengah keputusasaan, apatisme dan kematian hati.
Tak ada makna bagi akar yang tak mengalirkan zat hara sampai ke pucuk dan daun. Tak ada makna bagi iman yang berhenti di titik keyakinan tanpa menghadirkan kelezatan. Tiada kelezatan dalam hidup tanpa menghadirkan kebersamaan, maiyah”.
Dan kini kalian ajarkan aku tentang oase itu yang membuatku kembali bangkit, bahwa sejuta ’cinta’pun tersedia disini..
Laskar Ababil,
Orang-orang hebat yang pernah aku temui. Selalu mengajarkan kepadaku bagaimana arti ’tersenyum’ yang sebenarnya. Tersenyum dalam sejuta masalah. Tetap berdiri tegak dengan kedua kaki yang bergidik nyeri. Aah, kalian memang orang-orang hebat...!.
Kalian memberikanku arti untuk ’malu’ mengeluh. Betapa malu diri ini ketika bercermin pada sosok-sosok kalian. Ketika Allah membukakan tabir masalah-masalah hidup yang sedang kalian hadapi untuk aku ketahui, berjuta masalah kehidupan mampu kalian pikul di pundak yang terlihat begitu ringkih. Namun keringkihan itu ternyata mempunyai kekuatan dasyat yang tak nampak. Ringkih di balik seyuman keikhlasan dan ridho atas semua ketentuan. Kalian telah mengenal bagaimana menghadapi kehidupan yang sebenarnya, sedangkan aku masih berkutat ’melawan’ diriku sendiri. Semakin malu rasanya diri ini...
Laskar Ababil,
Aku mengenal kalian belum terlalu lama, namun berbaur bersama kalian membuatku merasa telah mengenal kalian bertahun-tahun lamanya. Kedewasaan, keceriaan, candaan, kekanak-kanakkan menyatukan kita. Dan cinta itu pun tumbuh perlahan di hati ini....Satu persatu kalian berhasil merengkuh hati ini, mungkin karena doa Rabithoh yang selalu kita lantunkan disetiap akhir pertemuan, dan setiap doa yang kita lafalkan untuk masing-masing diri kita...Dan akupun telah membuktikannya, begitu luar biasanya kekuatan doa kita...Mungkin kalian masih ingat ketika di suatu pertemuan masing-masing dari kita mengungkapkan apa yang menjadi mimpi terdekat kita. Dan menjadi sebuah keharusan saudara-saudara yang lain turut mendoakan atas mimpi-mimpi itu??. Dan tahukah kalian bahwa apa yang telah aku ucapkan ketika itu telah kuraih saat ini?. Disana kumerasakan begitu luar biasanya doa dari kalian saudara-saudaraku...Semua itu membuatku merasakan semakin diri ini cinta kepada kalian..
Laskar Ababil,
Teruslah berjuang menghadapi hidup.. Sekuat Ababil yang mampu merontokkan pasukan gajah. Masalah-masalah ini begitu mendewasakan kalian, dan yakinlah semua ada saatnya berakhir..Dimana Allah akan menggantikan segala kesusahan dengan kebahagiaan.. Anggaplah saat ini kita sedang menaiki tangga kemuliaan.. Namun bantu aku untuk bersama kalian menaiki tangga itu, agar aku bisa sekuat kalian melewatinya...Melewatinya dengan senyuman, seperti yang kalian ajarkan kepadaku..
Untukmu saudara-saudaraku di Laskar Ababil...
Aku mencintai kalian karena Allah...
Sungguh aku mencintai kalian karena Allah....
Tetaplah saling mengingatkan dalam kebenaran & kesabaran..
Aku yakin Allah mencintai kalian, karena kalian mencintaiNya...^_^
Laskar Ababil,
Allah mempertemukan aku dengan mereka ketika aku merasakan begitu sepinya dan tiada berartinya ’hijrah’ yang kujalani. Pulang ke daerah asal meninggalkan segala aktivitas yang sangat ’kucintai’, aktivitas yang begitu mewarnai hari-hari. Disaat merasakan mata yang tumpul hanya berharap keajaiban dalam wujud gharib (aneh), dan langka menemukan ’masa-masa’ itu kembali disini.
Teringat sebuah kalimat Alm. Ustad Rahmad Abdullah : ’Hidup tanpa kesadaran ma’iyah (kebersamaan) adalah gersang gurun yang tak menumbuhkan pohon apapun, selain kaktus dan dedurian yang keras dan menyakitkan. Kecuali ada oase, secercah harapan di tengah keputusasaan, apatisme dan kematian hati.
Tak ada makna bagi akar yang tak mengalirkan zat hara sampai ke pucuk dan daun. Tak ada makna bagi iman yang berhenti di titik keyakinan tanpa menghadirkan kelezatan. Tiada kelezatan dalam hidup tanpa menghadirkan kebersamaan, maiyah”.
Dan kini kalian ajarkan aku tentang oase itu yang membuatku kembali bangkit, bahwa sejuta ’cinta’pun tersedia disini..
Laskar Ababil,
Orang-orang hebat yang pernah aku temui. Selalu mengajarkan kepadaku bagaimana arti ’tersenyum’ yang sebenarnya. Tersenyum dalam sejuta masalah. Tetap berdiri tegak dengan kedua kaki yang bergidik nyeri. Aah, kalian memang orang-orang hebat...!.
Kalian memberikanku arti untuk ’malu’ mengeluh. Betapa malu diri ini ketika bercermin pada sosok-sosok kalian. Ketika Allah membukakan tabir masalah-masalah hidup yang sedang kalian hadapi untuk aku ketahui, berjuta masalah kehidupan mampu kalian pikul di pundak yang terlihat begitu ringkih. Namun keringkihan itu ternyata mempunyai kekuatan dasyat yang tak nampak. Ringkih di balik seyuman keikhlasan dan ridho atas semua ketentuan. Kalian telah mengenal bagaimana menghadapi kehidupan yang sebenarnya, sedangkan aku masih berkutat ’melawan’ diriku sendiri. Semakin malu rasanya diri ini...
Laskar Ababil,
Aku mengenal kalian belum terlalu lama, namun berbaur bersama kalian membuatku merasa telah mengenal kalian bertahun-tahun lamanya. Kedewasaan, keceriaan, candaan, kekanak-kanakkan menyatukan kita. Dan cinta itu pun tumbuh perlahan di hati ini....Satu persatu kalian berhasil merengkuh hati ini, mungkin karena doa Rabithoh yang selalu kita lantunkan disetiap akhir pertemuan, dan setiap doa yang kita lafalkan untuk masing-masing diri kita...Dan akupun telah membuktikannya, begitu luar biasanya kekuatan doa kita...Mungkin kalian masih ingat ketika di suatu pertemuan masing-masing dari kita mengungkapkan apa yang menjadi mimpi terdekat kita. Dan menjadi sebuah keharusan saudara-saudara yang lain turut mendoakan atas mimpi-mimpi itu??. Dan tahukah kalian bahwa apa yang telah aku ucapkan ketika itu telah kuraih saat ini?. Disana kumerasakan begitu luar biasanya doa dari kalian saudara-saudaraku...Semua itu membuatku merasakan semakin diri ini cinta kepada kalian..
Laskar Ababil,
Teruslah berjuang menghadapi hidup.. Sekuat Ababil yang mampu merontokkan pasukan gajah. Masalah-masalah ini begitu mendewasakan kalian, dan yakinlah semua ada saatnya berakhir..Dimana Allah akan menggantikan segala kesusahan dengan kebahagiaan.. Anggaplah saat ini kita sedang menaiki tangga kemuliaan.. Namun bantu aku untuk bersama kalian menaiki tangga itu, agar aku bisa sekuat kalian melewatinya...Melewatinya dengan senyuman, seperti yang kalian ajarkan kepadaku..
Untukmu saudara-saudaraku di Laskar Ababil...
Aku mencintai kalian karena Allah...
Sungguh aku mencintai kalian karena Allah....
Tetaplah saling mengingatkan dalam kebenaran & kesabaran..
Aku yakin Allah mencintai kalian, karena kalian mencintaiNya...^_^
PENANTIAN...
Tahukah kau bahwa disini ku setia menanti
Menanti dirimu untuk membawaku pergi
Tapi kini kurasa terlalu lambat kau melangkah
Sedangkan disana ada satu, dua, tiga orang yang siap menggantikan posisimu
Mereka semakin dekat,
Tapi sampai kini kau pun belum terlihat...
Hanya bayangmu yang terasa
Tapi itupun tak tergenggam oleh kepalan tangan ini
Hanya terasa oleh hati yang mulai berarak geli
Riuh menghantarkan simpul-simpul gelisah
Dimanakah kau kini?
Kuingin kau yang menjemputku
Bukan mereka...!!
Tahukah kau, bahwa disini ku tetap setia menanti,
datang menjemputku dengan membawa sejuta misi dan obsesi
Dengan cara yang suci, karena hanya Ridho Allah yang kita cari..
Persimpangan waktu ini membelenggu
Membuatku tak bisa berbuat dan menunggu
Otakku beku tak mampu berfikir..
Memaksa untuk mengakhiri penantian ini..
Tapi ku tak ingin itu..!!
Ku tetap ingin kau yang menjemputku…
Lagi-lagi bukan mereka..
Karena hanya nafsu yang mereka persembahkan untukku..
Dimanakah kau kini??
Mereka semakin mendekat,
ingin menjemputku dengan cara mereka sendiri
Kutakut......sangat takut mereka akan sampai sebelum kau tiba...
Nb : untukmu.....yg ku tak tau siapa kau dan dimanapun kau berada kini.... :p
Menanti dirimu untuk membawaku pergi
Tapi kini kurasa terlalu lambat kau melangkah
Sedangkan disana ada satu, dua, tiga orang yang siap menggantikan posisimu
Mereka semakin dekat,
Tapi sampai kini kau pun belum terlihat...
Hanya bayangmu yang terasa
Tapi itupun tak tergenggam oleh kepalan tangan ini
Hanya terasa oleh hati yang mulai berarak geli
Riuh menghantarkan simpul-simpul gelisah
Dimanakah kau kini?
Kuingin kau yang menjemputku
Bukan mereka...!!
Tahukah kau, bahwa disini ku tetap setia menanti,
datang menjemputku dengan membawa sejuta misi dan obsesi
Dengan cara yang suci, karena hanya Ridho Allah yang kita cari..
Persimpangan waktu ini membelenggu
Membuatku tak bisa berbuat dan menunggu
Otakku beku tak mampu berfikir..
Memaksa untuk mengakhiri penantian ini..
Tapi ku tak ingin itu..!!
Ku tetap ingin kau yang menjemputku…
Lagi-lagi bukan mereka..
Karena hanya nafsu yang mereka persembahkan untukku..
Dimanakah kau kini??
Mereka semakin mendekat,
ingin menjemputku dengan cara mereka sendiri
Kutakut......sangat takut mereka akan sampai sebelum kau tiba...
Nb : untukmu.....yg ku tak tau siapa kau dan dimanapun kau berada kini.... :p
Kamis, 04 Maret 2010
RAHASIA SUKSES BISNIS KHADIJAH
Siapa yang kenal dengan Khadijah seorang wanita mulia yang pernah hidup di dunia. ”Nama Khadijah memang tidak dapat dilupakan dalam sejarah karena perjalanan hidupnya yang selalu dihiasi bunga-bunga keberuntungan dan kemuliaan, tidak dapat dipisahkan dari perjalanan hidup Muhammad. Tidak pernah disebut kisah tentang wahyu, tentang diutusnya Muhammad sebagai utusan Allah, melainkan nama Khadijah tertera dalam kisah itu”. (Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki).
Tentang kualitas iman Khadijah, Rasulullah SAW bersabda : “Allah tidak pernah memberiku pengganti yang lebih baik dari Khadijah. Ia telah beriman padaku ketika orang lain kufur. Ia mempercayaiku ketika orang lain mendustaiku. Ia memberikan hartanya padaku ketika tidak ada orang lain yang membantuku. Dan Allah juga menganugerahkan aku anak-anak melalui rahimnya, sementara istri-istriku yang lain tidak memberiku anak (HR. Bukhari, Ahmad, dan Thabrani)
1. Keimanan yang kokoh dan spiritual yang tinggi
Orang yang beriman kepada Allah adalah orang yang kuat. Kuat batin dan jiwanya, sehingga ia tidak pernah gentar menghadapi hidup. Kekuatan orang yang beriman diperoleh karena harapan kepada Allah. Ia tidak akan mudah berputus asa karena ia yakin bahwa Allah selalu menyertainya. Sekarang apakah ada hubungan antara iman yang kokoh dengan kesuksesan bisnis? Tentu saja ada. Bukankah iman akan membuahkan kekuatan batin dan jiwa, membuahkan sikap tidak pernah gentar menjalani hidup, membuahkan rasa aman, dan tidak mudah putus asa, membuahkan rasa harapan, dan membuahkan rasa percaya diri (self confidence), membuahkan sikap toleran bersahabat dan damai?. Bukankah semua sikap dari buah hasil keimanan ini sangat diperlukan seorang pebisnis dalam menjalankan usaha bisnisnya?. Bukankah seorang pebisnis butuh rasa percaya diri, rasa aman, rasa harapan, dan kekuatan batin dalam mengelola dan menjalankan bisnisnya?.
Khadijah pada masa jahiliyah ia sudah dijuluki ath-thahirah ”perempuan suci”, karena ia memiliki kehormatan, kedudukan tinggi, keimanan yang sejati, jiwa besar, dan perilaku yang suci. Ia adalah perempuan yang dekat dengan sumber-sumber keimanan. Sebelum memeluk Islam, ia adalah penganut agama yang hanif yang berpegang pada agama tauhid. Ia sama sekali tidak terkotori dengan lumpur dan noda-doda paganisme jahiliyyah. Setelah Khadijah dipilih oleh Allah menjadi pendamping hidup Nabi, ia menjadi perempuan pertama yang merangkul Islam, percaya dan beriman kepada Rasulullah SAW.
Demikianlah tingkat kualitas keimanan Khadijah, baik dimasa sebelum maupun setelah datangnya Islam. Dengan keimanannya yang kokoh itu, iapun mempunyai sikap batin yang kuat, sikap tidak mudah putus asa, sikap memiliki rasa harapan, sikap percaya diri, sikap toleran dan bersahabat, yang semuanya berperan dalam menghantarkan kesuksesan bisnisnya.
Kemudioan apa korelasi antara spiritualitas Khadijah yang tinggi dengan kesuksesan bisnisnya?. Mari kita memotret nilai-nilai spiritual yang tertanam dalam diri Khadijah. Dalam bukunya, ’Meneladani Perkawinan Rasulullah dengan Khadijah Al Kubra’, Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki mengatakan bahwa dalam diri perempuan suci ini terpadu antara kemulian dunia dan keagungan akhirat. Ia mendapatkan keagungan mulia dari keindahan perilakunya. Ia hidup asketis di dunia. Ia hidup sederhana, tidak bermewah-mewahan, dan tidak terlalu erat menggenggam dunia. Ia juga dikenal sebagai sosok perempuan yang jujur, terpercaya dan amanah. Terbukti ia hanya merekrut karyawan dan menjalin mitra bisnis dengan orang-orang yang memiliki sifat-sifat seperti itu.
Nilai spriritual lainnya yang tertanam dalam diri perempuan mulia ini adalah sikap teguh memegang janji dan teguh memegang pendirian bila ia yakin bahwa pendirian itu baik dan benar. Ia juga sosok yang bersikap rendah hati. Ia tidak angkuh dan menyombongkan kekayaan dan kebangsawanannya. Ia biasa duduk bersimpuh dan bersenda gurau bersama budak-budak dan pelayan2nya.
Itulah beberapa nilai spiritual yang tertanam kokoh dalam diri perempuan terbaik penghuni syurga ini. Apabila kita korelasikan dengan bisnis, apakah nilai2 ini turut mendongkrak kesuksesan?. Dalam dunia bisnis, nilai-nilai semacam inidinamakan dengan modal nonmateri. Modal ini tidak kalah penting jika dibandingkan dengan modal dalam bentuk materi. Bahkan pengaruh modal nonmateri lebih besar dan lebih menentukan.
2. Mentalitas Wirausaha
Salah satu rahasia di balik kesuksesan bisnis Khadijah adalah karena ia seorang pengusaha yang memiliki mentalitas wirausaha atau enterpreneur. Apa buktinya?, tercatat bahwa ia lebih suka memperkerjakan orang lain yang punya sikap jujur dan amanah dalam menjalankan usaha bisnisnya. Ini artinya ia menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain dan pandai mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain, dan ini termasuk salah satu ciri seorang enterpreneur. Ia juga pernah menginvestasikan modal usaha perdagangan yang dikelola oleh ayahnya. Menanamkan investasi dalam sebuah usaha bisnis seperti yang dilakukan Khadijah adalah tipe seorang enterpreneur. Disamping itu ia juga pandai dalam bidang lobi dan menjalin network. Terbukti, ia berhasil melobi agar Muhammad mau menjadi mitra bisnisnya, dengan catatan modal dari dirinya dan memakai sistem bagi hasil.
Semua bukti diatas menandakan bahwa Khadijah adalah seorang pengusaha yang memiliki mentalitas wirausaha. Ia mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, pandai mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain, suka menginvestasikan modalnya dalam bidang usaha yang produktif, dan pandai melobi dan menjalin mitra bisnis. Bukankah semua ini adalah ciri-ciri dari seorang enterpreneur?.
Motivasi seorang wirausahawan muslim bersifat horizontal dan vertikal. Secara horizontal terlihat pada dorongannya untuk mengembangkan potensi dirinya dan keinginannya untuk selalu memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang lain. Sementara secara vertikal dimaksudkan untuk mengabdikan diri kepada Allah. Motivasi ini berfungsi sebagai pendorong, penentu arah, dan penetapan skala prioritas.
3. Punya modal dan pandai mengelolanya.
Khadijah adalah putri seorang pedagang sukses yang kaya raya. Ayahnya adalah seorang pedagang yang namanya diperhitungkan dikalangan elit Quraisy. Oleh karena itu ia tidak kesulitan mendapatkan modal usaha bisnisnya. Di samping itu, ia juga mendapatkan modal berupa harta melimpah yang diwariskan oleh mendiang suami-suamninya. Itulah dua sumber modal usaha bisnis Khadijah.
Modal besar yang didapat Khadijah ini tidak ia b iarkan tertimbun begitu saja atau ia habiskan untuk sesuatu yang tidak bisa kembali (konsumtif). Karena ia mempunyai mental wirausaha, maka modal tersebut ia investasikan dalam bentuk usaha perdagangan. Sedikitnya ada dua sistem yang digunakan Khadijah dalam mengembangkan modalnya.
Pertama, dengan sistem upah. Artinya, ia membelanjakan modalnya untuk membeli barang2 dagangan, lalu ia merekrut beberapa orang karyawan untuk menjual dan memasarkannya keluar kota Mekah.
Kedua, dengan sistem bagi hasil. Artinya Khadijah merekrut seorang untuk menjadi mitra kerjanya dengan modal dari dirinya atau ia menginvestasikan modalnya dalam usaha dagang orang lain. Sistem ini pernah ia terapkan ketika ia menginvestasikan modalnya dalam usaha dagang ayahnya dan ketika ia merekrut Muhammad untuk mengurusi dan menangani ekspedisi dagangnya ke luar kota Mekah.
Di samping modal dalam bentuk materi ini, Khadijah juga punya modal dalam bentuk nonmateri. Modal nonmateri ini lebih dasyat dan lebih luar biasa pengaruhnya dalam menentukan kesuksesan bisnisnya. Apa modal nonmateri yang dimiliki Khadijah?. Ia punya modal mental wirausaha. Modal lain adalah kemampuannya menjalin mitra bisnis atau jaringan (network). Disamping itu ia memiliki modal kejuuran, dapat dipercaya, keberanian, keimanan, spiritual, kecerdasan, amanah, pandai membaca peluang dsb.
Kita tahu dalam dunia bisnis, modal tidak harus dalam bentuk uang tunai. Modal bisa digali dari pihak mana saja. Bahkan otak Anda yang kreatif adalah modal. Jaringan persahabatan adalah modal. Bodoh adalah modal untuk bisa pandai, miskin adalah modal untuk menjadi kaya, tak punya modal adalah modal untuk mendapatan modal. Kecil adalah modal untuk menjadi besar, kalah adalah modal untuk menjadi menang, dan gagal adalah modal untuk menjadi sukses.
Dahulu, Khadijah memang punya modal materi yang tidak kecil. Tapi, ia juga punya modal dalam bentuk nonmateri. Kedua hal inilah yang menjadi salah satu kunci rahasia dibalik kesuksesan bisnisnya. Modal yang pertama penting, tapi modal yang kedua jauh lebih penting. Modal yang pertama dapat ia gunakan untuk memulai usahanya, sedangkan modal yang kedua ia gunakan untuk mengelola dan mengembangkan yang pertama.
4. Punya kemampuan merekrut karyawan dan menjalin mitra bisnis.
Dahulu Khadijah telah menetapkan kriteria penilaian dalam merekrut karyawan, dan menjalin mitra kerja. Khadijah sangat selektif dalam merekrut karyawan dan menjalin mitra kerja. Ia hanya mau menjalin kerjasama dengan orang yang punya kriteria jujur, bertanggungjawab, dapat dipercaya dan amanah. Di samping pandai merekrut karyawan (atau mita kerja), Khadijah juga pandai mendelegasikan pekerjaan kepada mereka. Ia dapat memposisikan dirinya sebagai pemimpin usaha yang memberikan kepercayaan besar kepada mereka. Ia pun mampu memotivasi mereka untuk bekerja dengan baik. Ia tidak pernah menunda-nunda pembayaran upah yang telah disepakati di awal kontrak. Ia juga tidak pelit memberikan pujian kepada mereka yang bekerja dengan baik dan berprestasi.
Dalam perjalanan lintas daerah yang pernah dilakukan Khadijah, kepercayaan terhadap karyawan atau mitra kerja mutlak diperlukan. Sebab, si pemilik modal/usaha bisanya tidak ikut bersama karyawan dalam sebuah perjalanan dagang ke daerah lain. Keberhasilan usahanya benar-benar sangat tergantung kepada karyawannya
5. Suka Berderma
Terdapat banyak catatan para sejarawan yang menerangkan bahwa Khadijah adalah sosok perempuan yang terkenal hartawan dan dermawan. Ia senang mengasuh para janda dan anak-anak yatim, menjamu para tamu, melimpahi rumah2 sanak saudaranya dengan kebajikan serta santunan dan mengasuh anak-anak –selain anak kandungnya—dengan penuh kasih sayang.
Mengapa bisnis beliau malah berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungan besar, serta harta mereka selalu bertambah sebanyak yang mereka dermakan?. Jawabannya, karena derma (atau sedekah, infaq, zakat) itulah yang akan menumbuhkembangkan harta, yang mencegahnya dari kelenyapan, yang melestarikannya, dan yang mendatangkan berkah. Rasulullah sendiri pernah bersabda : ”Tidak akan berkurang harta orang yang berderma”
6. Berani mengambil keputusan dan pandai membaca peluang
Banyak sekali bukti yang menunjukkan bahwa Khadijah adalah sosok pengusaha yang terkenal berani mengambil keputusan dan pandai membaca peluang. Bukti yang paling konkrit adalah ketika ia memilih Muhammad untuk mengawasi dan menangani urusan2 perdaganggannya ke Syam. Padahal keputusan ini sangat beresiko karena Khadijah sendiri belum mendengar kalau Muhammad memiliki pengalaman berdagang, khusunya keluar kota Mekah.
Keputusan Khadijah memilih Muhammad untuk mengawasi dan menangani urusan2 perdagangannya ke negeri Syam terbukti membuahkan hasil yang luar biasa. Urusan bisnisnya disana berjalan lancar,. Barng-barang dagangannya habis terjual. Laba yang luar biasa didapat.
Dahulu, Khadijah selain berani mengambil keputusan, ia juga pandai membaca peluang. Karenanya, ia berhasil membangun dan mengelola sebuah usaha bisnis perdagangan. Ia berhasil menciptakan sebuah peluang usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Ia kreatif dan berani tampil beda di tengah2 kalangan perempuan Quraisy.
Ia juga memanfaatkan peluang kondusifnya iklim Mekah yang cocok untuk usaha perdagangan. Karenanya, peluang ini ia manfaatkan dengan membeli barang2 dagangan dari luar daerah dan selanjutnya dipasarkan di pasar2 Mekah. Sebaliknya, ia membeli barang2 di pasar2 Mekah, kemudian memasarkan ke luar daerah.
7. Pandai membaca Pasar dan Target Pasar
Sehebat apapun Khadijah, seberani apapun ia mengambil keputusan, dan sepandai apapun ia membaca peluang, tapi kalau pasar tidak mendukung, bisa dipastikan bisnisnya tidak akan jalan dan sukses. Pasar dimasa Khadijah sangat kondusif dan bersahabat. Mekah tempo dahulu punya letak yang sanga strategis dari sudut lintas perdagangan dan sudut geografis. Selain itu di Mekah juga terdapat ”Rumah Suci atau Ka’bah”. Pada musim haji kabilah2 Arab dari segala penjuru banyak yang berkunjung ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji.
Peluang besar ini tidak disia-siakan oleh Khadijah. Berkat insting bisnisnya yang tajam, keberaniannya mengambil sebuah keputusan dan kepandaiannya membaca peluang, ia pun menginvestasikan modalnya itu dalam perdagangan.
8. Stabilitas Keamanan Kota Mekah dan letaknya yang strategis untuk iklim usaha
Di dalam kota Mekah terdapat rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, Ka’bah. Keberadaan ka’bah inilah yang menjadi faktor utama yang menjamin stabilitas keamanan kota ini. Inilah salah satu faktor eksternal dibalik kesuksesan bisnis yang dilakukan Khadijah. Bila tidak ada jaminan stabilitas keamanan kota ini dan sekitarnya kala itu, bisa dipastikan usaha perdagangannya sulit untuk maju dan berkembang.
Taken from : Rahasia Sukses Bisnis Khadijah sang isteri nabi
Penulis : Khoirul Amru Harahap, Lc, M.H.I
Tentang kualitas iman Khadijah, Rasulullah SAW bersabda : “Allah tidak pernah memberiku pengganti yang lebih baik dari Khadijah. Ia telah beriman padaku ketika orang lain kufur. Ia mempercayaiku ketika orang lain mendustaiku. Ia memberikan hartanya padaku ketika tidak ada orang lain yang membantuku. Dan Allah juga menganugerahkan aku anak-anak melalui rahimnya, sementara istri-istriku yang lain tidak memberiku anak (HR. Bukhari, Ahmad, dan Thabrani)
1. Keimanan yang kokoh dan spiritual yang tinggi
Orang yang beriman kepada Allah adalah orang yang kuat. Kuat batin dan jiwanya, sehingga ia tidak pernah gentar menghadapi hidup. Kekuatan orang yang beriman diperoleh karena harapan kepada Allah. Ia tidak akan mudah berputus asa karena ia yakin bahwa Allah selalu menyertainya. Sekarang apakah ada hubungan antara iman yang kokoh dengan kesuksesan bisnis? Tentu saja ada. Bukankah iman akan membuahkan kekuatan batin dan jiwa, membuahkan sikap tidak pernah gentar menjalani hidup, membuahkan rasa aman, dan tidak mudah putus asa, membuahkan rasa harapan, dan membuahkan rasa percaya diri (self confidence), membuahkan sikap toleran bersahabat dan damai?. Bukankah semua sikap dari buah hasil keimanan ini sangat diperlukan seorang pebisnis dalam menjalankan usaha bisnisnya?. Bukankah seorang pebisnis butuh rasa percaya diri, rasa aman, rasa harapan, dan kekuatan batin dalam mengelola dan menjalankan bisnisnya?.
Khadijah pada masa jahiliyah ia sudah dijuluki ath-thahirah ”perempuan suci”, karena ia memiliki kehormatan, kedudukan tinggi, keimanan yang sejati, jiwa besar, dan perilaku yang suci. Ia adalah perempuan yang dekat dengan sumber-sumber keimanan. Sebelum memeluk Islam, ia adalah penganut agama yang hanif yang berpegang pada agama tauhid. Ia sama sekali tidak terkotori dengan lumpur dan noda-doda paganisme jahiliyyah. Setelah Khadijah dipilih oleh Allah menjadi pendamping hidup Nabi, ia menjadi perempuan pertama yang merangkul Islam, percaya dan beriman kepada Rasulullah SAW.
Demikianlah tingkat kualitas keimanan Khadijah, baik dimasa sebelum maupun setelah datangnya Islam. Dengan keimanannya yang kokoh itu, iapun mempunyai sikap batin yang kuat, sikap tidak mudah putus asa, sikap memiliki rasa harapan, sikap percaya diri, sikap toleran dan bersahabat, yang semuanya berperan dalam menghantarkan kesuksesan bisnisnya.
Kemudioan apa korelasi antara spiritualitas Khadijah yang tinggi dengan kesuksesan bisnisnya?. Mari kita memotret nilai-nilai spiritual yang tertanam dalam diri Khadijah. Dalam bukunya, ’Meneladani Perkawinan Rasulullah dengan Khadijah Al Kubra’, Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki mengatakan bahwa dalam diri perempuan suci ini terpadu antara kemulian dunia dan keagungan akhirat. Ia mendapatkan keagungan mulia dari keindahan perilakunya. Ia hidup asketis di dunia. Ia hidup sederhana, tidak bermewah-mewahan, dan tidak terlalu erat menggenggam dunia. Ia juga dikenal sebagai sosok perempuan yang jujur, terpercaya dan amanah. Terbukti ia hanya merekrut karyawan dan menjalin mitra bisnis dengan orang-orang yang memiliki sifat-sifat seperti itu.
Nilai spriritual lainnya yang tertanam dalam diri perempuan mulia ini adalah sikap teguh memegang janji dan teguh memegang pendirian bila ia yakin bahwa pendirian itu baik dan benar. Ia juga sosok yang bersikap rendah hati. Ia tidak angkuh dan menyombongkan kekayaan dan kebangsawanannya. Ia biasa duduk bersimpuh dan bersenda gurau bersama budak-budak dan pelayan2nya.
Itulah beberapa nilai spiritual yang tertanam kokoh dalam diri perempuan terbaik penghuni syurga ini. Apabila kita korelasikan dengan bisnis, apakah nilai2 ini turut mendongkrak kesuksesan?. Dalam dunia bisnis, nilai-nilai semacam inidinamakan dengan modal nonmateri. Modal ini tidak kalah penting jika dibandingkan dengan modal dalam bentuk materi. Bahkan pengaruh modal nonmateri lebih besar dan lebih menentukan.
2. Mentalitas Wirausaha
Salah satu rahasia di balik kesuksesan bisnis Khadijah adalah karena ia seorang pengusaha yang memiliki mentalitas wirausaha atau enterpreneur. Apa buktinya?, tercatat bahwa ia lebih suka memperkerjakan orang lain yang punya sikap jujur dan amanah dalam menjalankan usaha bisnisnya. Ini artinya ia menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain dan pandai mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain, dan ini termasuk salah satu ciri seorang enterpreneur. Ia juga pernah menginvestasikan modal usaha perdagangan yang dikelola oleh ayahnya. Menanamkan investasi dalam sebuah usaha bisnis seperti yang dilakukan Khadijah adalah tipe seorang enterpreneur. Disamping itu ia juga pandai dalam bidang lobi dan menjalin network. Terbukti, ia berhasil melobi agar Muhammad mau menjadi mitra bisnisnya, dengan catatan modal dari dirinya dan memakai sistem bagi hasil.
Semua bukti diatas menandakan bahwa Khadijah adalah seorang pengusaha yang memiliki mentalitas wirausaha. Ia mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, pandai mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain, suka menginvestasikan modalnya dalam bidang usaha yang produktif, dan pandai melobi dan menjalin mitra bisnis. Bukankah semua ini adalah ciri-ciri dari seorang enterpreneur?.
Motivasi seorang wirausahawan muslim bersifat horizontal dan vertikal. Secara horizontal terlihat pada dorongannya untuk mengembangkan potensi dirinya dan keinginannya untuk selalu memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang lain. Sementara secara vertikal dimaksudkan untuk mengabdikan diri kepada Allah. Motivasi ini berfungsi sebagai pendorong, penentu arah, dan penetapan skala prioritas.
3. Punya modal dan pandai mengelolanya.
Khadijah adalah putri seorang pedagang sukses yang kaya raya. Ayahnya adalah seorang pedagang yang namanya diperhitungkan dikalangan elit Quraisy. Oleh karena itu ia tidak kesulitan mendapatkan modal usaha bisnisnya. Di samping itu, ia juga mendapatkan modal berupa harta melimpah yang diwariskan oleh mendiang suami-suamninya. Itulah dua sumber modal usaha bisnis Khadijah.
Modal besar yang didapat Khadijah ini tidak ia b iarkan tertimbun begitu saja atau ia habiskan untuk sesuatu yang tidak bisa kembali (konsumtif). Karena ia mempunyai mental wirausaha, maka modal tersebut ia investasikan dalam bentuk usaha perdagangan. Sedikitnya ada dua sistem yang digunakan Khadijah dalam mengembangkan modalnya.
Pertama, dengan sistem upah. Artinya, ia membelanjakan modalnya untuk membeli barang2 dagangan, lalu ia merekrut beberapa orang karyawan untuk menjual dan memasarkannya keluar kota Mekah.
Kedua, dengan sistem bagi hasil. Artinya Khadijah merekrut seorang untuk menjadi mitra kerjanya dengan modal dari dirinya atau ia menginvestasikan modalnya dalam usaha dagang orang lain. Sistem ini pernah ia terapkan ketika ia menginvestasikan modalnya dalam usaha dagang ayahnya dan ketika ia merekrut Muhammad untuk mengurusi dan menangani ekspedisi dagangnya ke luar kota Mekah.
Di samping modal dalam bentuk materi ini, Khadijah juga punya modal dalam bentuk nonmateri. Modal nonmateri ini lebih dasyat dan lebih luar biasa pengaruhnya dalam menentukan kesuksesan bisnisnya. Apa modal nonmateri yang dimiliki Khadijah?. Ia punya modal mental wirausaha. Modal lain adalah kemampuannya menjalin mitra bisnis atau jaringan (network). Disamping itu ia memiliki modal kejuuran, dapat dipercaya, keberanian, keimanan, spiritual, kecerdasan, amanah, pandai membaca peluang dsb.
Kita tahu dalam dunia bisnis, modal tidak harus dalam bentuk uang tunai. Modal bisa digali dari pihak mana saja. Bahkan otak Anda yang kreatif adalah modal. Jaringan persahabatan adalah modal. Bodoh adalah modal untuk bisa pandai, miskin adalah modal untuk menjadi kaya, tak punya modal adalah modal untuk mendapatan modal. Kecil adalah modal untuk menjadi besar, kalah adalah modal untuk menjadi menang, dan gagal adalah modal untuk menjadi sukses.
Dahulu, Khadijah memang punya modal materi yang tidak kecil. Tapi, ia juga punya modal dalam bentuk nonmateri. Kedua hal inilah yang menjadi salah satu kunci rahasia dibalik kesuksesan bisnisnya. Modal yang pertama penting, tapi modal yang kedua jauh lebih penting. Modal yang pertama dapat ia gunakan untuk memulai usahanya, sedangkan modal yang kedua ia gunakan untuk mengelola dan mengembangkan yang pertama.
4. Punya kemampuan merekrut karyawan dan menjalin mitra bisnis.
Dahulu Khadijah telah menetapkan kriteria penilaian dalam merekrut karyawan, dan menjalin mitra kerja. Khadijah sangat selektif dalam merekrut karyawan dan menjalin mitra kerja. Ia hanya mau menjalin kerjasama dengan orang yang punya kriteria jujur, bertanggungjawab, dapat dipercaya dan amanah. Di samping pandai merekrut karyawan (atau mita kerja), Khadijah juga pandai mendelegasikan pekerjaan kepada mereka. Ia dapat memposisikan dirinya sebagai pemimpin usaha yang memberikan kepercayaan besar kepada mereka. Ia pun mampu memotivasi mereka untuk bekerja dengan baik. Ia tidak pernah menunda-nunda pembayaran upah yang telah disepakati di awal kontrak. Ia juga tidak pelit memberikan pujian kepada mereka yang bekerja dengan baik dan berprestasi.
Dalam perjalanan lintas daerah yang pernah dilakukan Khadijah, kepercayaan terhadap karyawan atau mitra kerja mutlak diperlukan. Sebab, si pemilik modal/usaha bisanya tidak ikut bersama karyawan dalam sebuah perjalanan dagang ke daerah lain. Keberhasilan usahanya benar-benar sangat tergantung kepada karyawannya
5. Suka Berderma
Terdapat banyak catatan para sejarawan yang menerangkan bahwa Khadijah adalah sosok perempuan yang terkenal hartawan dan dermawan. Ia senang mengasuh para janda dan anak-anak yatim, menjamu para tamu, melimpahi rumah2 sanak saudaranya dengan kebajikan serta santunan dan mengasuh anak-anak –selain anak kandungnya—dengan penuh kasih sayang.
Mengapa bisnis beliau malah berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungan besar, serta harta mereka selalu bertambah sebanyak yang mereka dermakan?. Jawabannya, karena derma (atau sedekah, infaq, zakat) itulah yang akan menumbuhkembangkan harta, yang mencegahnya dari kelenyapan, yang melestarikannya, dan yang mendatangkan berkah. Rasulullah sendiri pernah bersabda : ”Tidak akan berkurang harta orang yang berderma”
6. Berani mengambil keputusan dan pandai membaca peluang
Banyak sekali bukti yang menunjukkan bahwa Khadijah adalah sosok pengusaha yang terkenal berani mengambil keputusan dan pandai membaca peluang. Bukti yang paling konkrit adalah ketika ia memilih Muhammad untuk mengawasi dan menangani urusan2 perdaganggannya ke Syam. Padahal keputusan ini sangat beresiko karena Khadijah sendiri belum mendengar kalau Muhammad memiliki pengalaman berdagang, khusunya keluar kota Mekah.
Keputusan Khadijah memilih Muhammad untuk mengawasi dan menangani urusan2 perdagangannya ke negeri Syam terbukti membuahkan hasil yang luar biasa. Urusan bisnisnya disana berjalan lancar,. Barng-barang dagangannya habis terjual. Laba yang luar biasa didapat.
Dahulu, Khadijah selain berani mengambil keputusan, ia juga pandai membaca peluang. Karenanya, ia berhasil membangun dan mengelola sebuah usaha bisnis perdagangan. Ia berhasil menciptakan sebuah peluang usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Ia kreatif dan berani tampil beda di tengah2 kalangan perempuan Quraisy.
Ia juga memanfaatkan peluang kondusifnya iklim Mekah yang cocok untuk usaha perdagangan. Karenanya, peluang ini ia manfaatkan dengan membeli barang2 dagangan dari luar daerah dan selanjutnya dipasarkan di pasar2 Mekah. Sebaliknya, ia membeli barang2 di pasar2 Mekah, kemudian memasarkan ke luar daerah.
7. Pandai membaca Pasar dan Target Pasar
Sehebat apapun Khadijah, seberani apapun ia mengambil keputusan, dan sepandai apapun ia membaca peluang, tapi kalau pasar tidak mendukung, bisa dipastikan bisnisnya tidak akan jalan dan sukses. Pasar dimasa Khadijah sangat kondusif dan bersahabat. Mekah tempo dahulu punya letak yang sanga strategis dari sudut lintas perdagangan dan sudut geografis. Selain itu di Mekah juga terdapat ”Rumah Suci atau Ka’bah”. Pada musim haji kabilah2 Arab dari segala penjuru banyak yang berkunjung ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji.
Peluang besar ini tidak disia-siakan oleh Khadijah. Berkat insting bisnisnya yang tajam, keberaniannya mengambil sebuah keputusan dan kepandaiannya membaca peluang, ia pun menginvestasikan modalnya itu dalam perdagangan.
8. Stabilitas Keamanan Kota Mekah dan letaknya yang strategis untuk iklim usaha
Di dalam kota Mekah terdapat rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, Ka’bah. Keberadaan ka’bah inilah yang menjadi faktor utama yang menjamin stabilitas keamanan kota ini. Inilah salah satu faktor eksternal dibalik kesuksesan bisnis yang dilakukan Khadijah. Bila tidak ada jaminan stabilitas keamanan kota ini dan sekitarnya kala itu, bisa dipastikan usaha perdagangannya sulit untuk maju dan berkembang.
Taken from : Rahasia Sukses Bisnis Khadijah sang isteri nabi
Penulis : Khoirul Amru Harahap, Lc, M.H.I
ASAKU ASAMU
Sahabat setelah sekian lama kita jalani bersama penuh suka penuh duka
Dan akhirnya kutemukan sebuah asa
Sahabat disepanjang malam yg hening kucoba untuk merenung dan mengingati perjalanan kita
Kudapati asaku asamu
Ya Allah ya Tuhanku andai kau takdirkan dia untukku
Menjadi teman arungi hidup ini
Satukan hatiku hatinya
Amanahkan bahagia
Kemesraan selamanya..
Note :
Di senja hari, pengen aja tulis nih lirik lagu..
No reason... ^_^
By ; Star Five
Di senja hari, pengen aja tulis nih lirik lagu..
No reason... ^_^
By ; Star Five
Langganan:
Postingan (Atom)