Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Kamis, 11 Maret 2010

DIALOG DI SENJA HARI (MENIKAH Part III)

Pada suatu senja terjadi dialog antara dua orang sahabat...

A : Ukh, ana mau minta pendapat?

I : Apa?

A : Hmm...kalau seandainya ada akhwat, beliau terkenal aktivis bangetlah trus menikah bukan dengan ikhwan, apa tanggapan anti? (*note : akhwat : wanita tarbiyah ; ikhwan = laki2 tarbiyah)

I : Hmm.....kenapa sang akhwat mau menikah dengan yang bukan dengan ikhwan?

A : Kondisi yang mendorong seperti itu.

I : Kondisi seperti apa, misalnya ?

A : ........*mikir*....... yaaah karena ia menganggap para ikhwan ’kelamaan mikir’ or....di satu sisi ada laki-laki biasa (-tdk tarbiyah-) yang lebih berani datang melamarnya..

I : Apakah itu masalah anti ? (*melirik menyelidik, sambil tersenyum*)

A : Bukan….. kita hanya sedang berandai-andai… (*dengan raut wajah yang sedikit nampak berubah*)

I : Pertanyaan ini membuat ana kembali mengingat ke beberapa peristiwa akhir-akhir ini yang menimpa saudara-saudara kita....(menghela nafas dan mengalihkan pandangan)

A : Maksudnya?

I : Menurut anti kenapa akhir-akhir ini seringkali pernikahan disorioentasi dakwah?

(Laaah ni, orang ditanya malah balik tanya :) )


Apakah mungkin karena dorongan usia yang semakin dewasa sehingga mengharuskan akhwat meninggalkan untuk sementara visi dan misi yang telah ia bangun dahulu..Ketika pangeran yang dinanti tak jua kunjung tiba untuk bersama menyatukan visi dan misi itu..??. Sehingga siapapun yang datang padanya, bahkan seorang kurir pun ia terima dengan sekedarnya??

A : Hmm... itu sih kembali kepada komitmen masing2 orang, seberapa tebal dan kuatnya ia menempelkan misi ’dakwah’ dalam setiap aktivitas dan fase hidupnya..

I : Ya, dan semoga kita adalah bagian dari orang-orang kuat itu... (*tatapnya seraya tersenyum...tulus*)

A : Amiin... (*senyum*)

I : Berarti dengan sendirinya sudah terjawab to pertanyaanmu ttg pendapatku??

A : Yup (*mengangguk-angguk*)

I : Tapi ukh, supply ikhwan di dunia ini terbatas.. Artiya ketika setiap akhwat menunggu sang pangeran ikhwan yang datang maka sudah dipastikan ada yang tak kebagian... (*afwan, penggunaan bahasa jadi seolah-olah ikhwan itu barang..hehe... *just perumpamaan* :D)

A : Kan ada Poligami...hehe (*nyengir*)

I : Hussshhhh.....(*raut wajah menunjukkan tak suka sekali ia pada poligami* :D)

A : Bukankah akhwat diperbolehkan menikah bukan dengan ikhwan tarbiyah asal memenuhi 4 syarat?

I : Apa itu ?

A : Aah...kura-kura dalam perahu nih...Pura-pura tidak tahu..!

I : Bener nih ana lupa, tolong diingatkan lagi..

A : Hmmm....Pertama, Ia tidak pernah melakukan dosa besar (Syirik)..
Kedua, Ia tidak pernah meninggalkan ibadah wajib
Ketiga, Tidak merokok
Keempat, Tidak menghalangi aktivitas dakwahmu..

I : Cukup empat kriteria aja???

A : Yup

I : Itu sih jatuhnya ’ikhwan’ juga....hihi... =)

A : Iya sih...kalaupun ada laki-laki begini, tetap aja 1 diantara seribu...Hari gini gitu loh... hahah
(*tertawa mereka menemani terbenamnya matahari sore itu*)

I : Ana jadi teringat kata Ustad Cahyadi Takariawan dalam bukunya ’Dijalan dakwah aku menikah’, Disana ada sebuah pertanyaan : ”Dijalan apakah Anda menikah?”. Menikahlah di jalan dakwah, maka Anda akan mendapatkan keberuntungan. Di jalan ini para sahabat Nabi melangkah,dijalan ini mereka menikah, di jalan ini pula mereka meninggal sebagai syahid dengan kematian yang indah. Jalan yang tak pernah memberikan kerugian. Justru senantiasa menjadi investasi masa depan yang menguntungkan di dunia dan akhirat. Di jalan ini kecenderungan ruhaniyah amat mendapat perhatian, akan tetapi tidak mengabaikan segi-segi materi. Dijalan ini syahwat di kalahkan oleh orientasi Rabbani, dan menuntun prosesnya, dari awal sampai akhir, senantiasa memiliki kontribusi terhadap kebaikan diri dan umat.

A : Ya...dan dijalan inilah yang menghantarkan Nabi SAW menikahi isteri-isterinya. Jalan inilah yang menghantarkan Ummu Sulaim menerima pinangan Abu Thalhah. Jalan yang menyebabkan bertemunya Ali ra dan Fatimah Az Zahra dalam sebuah keluarga....Di jalan dakwah itulah Nabi SAW menikahi ummahatul Mukminin. Di jalan itu pula para sahabat nabi menikah. Dijalan dakwah itulah orang-orang shaleh membina rumah tangga. Jalan ini menawarkan kelurusan orientasi, bahwa pernikahan adalah ibadah. Bahwa berkeluarga adalah salah satu tahapan dakwah untuk menegakkan kedaulatan di muka bumi Allah...

I : Subhanallah..... luar biasa indahnya..... :))

(*mereka berdua tersenyum, berjuta harap, angan dan mimpi dibiarkan memenuhi rongga kepala....seraya menatap langit yang mulai menghantarkan kuning menjadi gelap....*)


Earthcity, 10 Marert 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Bermanfaat...