Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Jumat, 23 April 2010

MISI HIDUP DALAM SEBUAH KERJA

Seorang wanita tua, bertubuh gemuk,
dengan senyum jenaka di sela-sela pipinya yang bulat,
duduk menggelar nasi bungkus dagangannya.
Segera saja beberapa pekerja bangunan
dan kuli angkut yang sudah menunggu sejak tadi mengerubungi
dan membuatnya sibuk meladeni. Bagi mereka menu dan rasa bukan soal,
yang terpenting adalah harganya yang luar biasa murah.

Hampir-hampir mustahil ada orang
yang bisa berdagang dengan harga sedemikian rendah.
Lalu apa untungnya? Wanita itu terkekeh menjawab,
"Bisa numpang makan dan beli sedikit sabun."
Tapi bukankah ia bisa menaikkan harga sedikit?
Sekali lagi ia terkekeh, "Lalu bagaimana kuli-kuli itu bisa beli?
Siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka?"
katanya sambil menunjukkan para lelaki yang kini berlompatan
ke atas truk pengantar mereka ke tempat kerja.

Ah! Betapa cantiknya, bila sebongkah misi hidup dipadukan dalam sebuah kerja.
Orang-orang yang memahami benar kehadiran karyanya,
sebagaimana wanita tua di atas,
yang bekerja demi setitik kesejahteraan hidup manusia,
adalah tiang penyangga yang menahan langit agar tak runtuh.
Merekalah beludru halus yang membuat jalan hidup yang tampak keras berbatu ini
menjadi lembut bahkan mengobati luka. Bukankah demikian tugas kita dalam kerja:
"menghadirkan secercah kesejahteraan bagi sesama"


Sebuah tulisan yang sangat memberikan inspirasi bagiku...Bahwa hidup haruslah bisa memberikan manfaat kepada orang lain, walau dengan mengorbankan sedikit ’kehidupannya’..Sebuah niatan tulus aku tekadkan untuk mencontoh kehidupan wanita tua itu.. Bahwa dimanapun kita berada, misi hidup harus terus ada....

Tak pernah terbayang sebelumnya, bahkan akupun tak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang ’Laboran’, apalagi di ’mantan’ sekolahku sendiri. Suatu hari tepatnya tanggal 29 Januari 2010, aku berangkat seperti biasa menuju sebuah sekolah (SMA koe tempoe doeloe...^.^) untuk mengisi kajian mentoring sekolah... Ngobrol2 dengan guru-guru...eh ditawarin untuk ’part time’ di Laboratorium sekolah...Di setiap lailku, hanya satu doa yang kupanjatkan pada Mu ”Ya Rabb, mohon tunjukkan aku suatu jalan dimana hamba bisa mengoptimalkan segala potensi yang Engkau karuniakan kepada hamba”....Bismillah, akhirnya keputusan aku ambil..baiklah untuk kali ini tawaran diterima.... (sebelumnya pernah ada beberapa tawaran kerja yg sebenarnya jauh lebih menarik dari segi materi, tapi dengan beberapa pertimbangan semua ditolak dengan alasan tidak sesuai dengan hati....*halah gaya ya.....hihi*)


Sangat terasa berat diawal, maklumlah fase adaptasi.....Dan Allah menunjukkan inilah dunia nyata sebenarnya..Jauh dari kondisi yang nyaman..Selalu berada di kondisi ’aman’ (bc:berada dalam komunitas ikhwah) terkadang memang melalaikan, hingga tak ayal kita terkadang tersentak ketika berada di dunia nyata. Kaku, bingung, dll ditambah pandangan ’asing’ terhadap jilbab lebar, baju longgar dan kaos kaki..!. Dan ketika itu hati kecil ini berkata : ”Nah inilah ladangmu...!!!”

Pernah ada seorang guru berkata kepada saya (*kebetulan sang guru memang pernah mengajar saya waktu sekolah disini*). ”Yang sabar aja lah vie, memang gaji disini yah kalau diitung-itung tidak sesuai untuk seorang sarjana”.. Glek..!!.. Secara guru-guru pun tahu bahwa saya termasuk murid yang berprestasi ketika SMA dulu (ceile....eh, bener loh :D), pernah pada saat ngobrol2 mereka cerita tentang teman-teman saya yang sudah sukses *dlm ukuran duniawi tentunya*, padahal waktu SMA mereka adalah orang biasa-biasa saja dalam kapasitas akademik.. Manusiawi mungkin ketika saya merasa ’malu’ untuk hanya bekerja sebagai seorang ’tenaga honorer’, dan tahukah diantara karyawan disana aku yang mempunyai pendidikan S1, yang lain diisi D1 atau D3. Kalau sisi negatifnya diri saya bilang ”Kasian banget ya, sudah sekolah tinggi2 tapi kok ya jatuhnya honor juga ...”..hiks...hiks...

Ouuupsss....cerita tidak sampai disitu. Ternyata Allah menjawab semua keluh kesah saya. Dari segi materi, selama ini saya sudah merasa cukup dengan gaji yang saya terima. Walaupun di dompet hanya ada uang Rp3 ribu rupiah sekalipun, entah kenapa saya tidak pernah merasa khawatir karenanya (**hmmm...karena ada ATM dan Kartu Kredit dunk....hehe...)..Bukan...bukan..bukan karena ada ATM ataupun kartu kredit tapi saya juga tak tahu mengapa..Bukankah ketenangan itu dari Allah??..Bisa saja ini merupakan ’efek samping’ dari misi yang sedang dijalankan.. Kalau saat ini saya bandingkan diri saya yang dulu ketika masih jadi anak kost, punya uang Rp.50 ribu di dompet sudah ketar-ketir, gelisah, kira2 bakal cukup gak nih uang dalam sehari dua hari..hihi..bahkan gaji saya sekarang adalah jatah kiriman saya selama 1 minggu yah paling lama 2 minggu, tidak lebih...!..Tapi sekarang masalahnya bukan pada hitung-hitungan materi, InsyaAllah Allah telah mencukupkannya untukku... (***cukuuup banget maksudnya alias ’mepet’...hehehe)..Bukankah ketenangan itu tidak bisa dibeli dengan harga berapapun???..Itulah yang membuatku merasa sangat bersyukur.....^_^

Ku ingin merasakan betapa cantiknya, bila sebongkah misi hidup dipadukan dalam sebuah kerja.
Mencontoh orang-orang yang memahami benar kehadiran karyanya,
yang menjadi tiang penyangga yang menahan langit agar tak runtuh.
Merekalah beludru halus yang membuat jalan hidup yang tampak keras berbatu ini
menjadi lembut bahkan mengobati luka. Bukankah demikian tugas kita dalam kerja:
"menghadirkan secercah kesejahteraan bagi sesama"


Walaupun mungkin yang kulakukan ini belumlah seberapa, karena kumerasa belumlah memiliki apa-apa...
Kuingin pastikan tangan ini nanti tidak hanya untuk berada diatas, apalagi di bawah...tapi tangan ini adalah untuk menggemgam tangan yang lain untuk terkepal bersama..

Ya Allah aku ingin mencintaiMu semampuku..
Dengan dakwah ’kecil-kecilan’ sebagai pengabdianku
Walau hanya dengan gerak dan sikap
Pakaian dan prilaku
Tanpa harus banyak berucap....
Karena ucapan terkadang bisa dikalahkan oleh pandangan

Ya Allah hamba ingin mencintaiMu semampuku
Masih dengan ’seruan’ kecil-kecilan sebagai pengabdianku..
Dengan hanya menutup hidung ketika asap rokok memenuhi ruangan kerjaku
Atau sentilan ’kecil’ dari lisanku setiap pagi ”wah, pagi2 sudah sarapan rokok nih..!!”
walau mereka hanya merespon dengan tersenyum dan menjauhkan rokoknya dariku...

Ya Allah hamba ingin mencintaiMu semampuku
Lagi-lagi dengan ’ajakan’ kecil-kecilan sebagai pengabdianku
Hanya dengan ucapan ”Ayo...ayo...sholat...!” ketika seruan azan dzuhur di tempat kerjaku
Yang sampai saat ini hanya mereka jawab dengan senyuman dan kata-kata ”Nanti, dirumah saja mbak” (**sedangkan pulang dari sekolah aja sudah pukul. 14.00 WIB)

Ya Allah hamba ingin mencintaiMu semampuku
Belum bisa lebih dari pengabdian kecil-kecilanku...
Dengan cara membina beberapa kelompok mentoring
Memberikan solusi permasalahan organisasi dakwah sekolah
Walaupun masih sangat terbatas...

Ya Allah bantu kuatkan tulang punggung dan bahuku..
Untuk terus mengabdi....mengabdi dan mengabdi dengan segala keterbatasan yang aku miliki...
Hamba hanya bisa memberikan pengabdian ’kecil-kecilan’ kepadaMu
Yang membuatku semakin malu dengan karuniaMu yang teramat besar... T_T

Kotabumi, 22 April 2010
06.41 am


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Bermanfaat...