Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 29 Maret 2008

Kiat IstiQomah

Untuk mngetahui bagaimana para sahabat bisa memiliki keimanan yang mantap dan istiqomah dalam mempertahankan dan memperkokohnya, sekurang-kurangnya ada empat cara yang menjadi kuncinya. Sebagai muslim, sangat penting kita mengetahuinya agar dapat mengupayakan dan menerapkannya dalam kehidupan ini.

1. Kemauan Yang Kuat.
Adanya kemauan atau keinginan yang kuat dari para sahabat untuk menjadi muslim merupakan faktor yang paling dominan. Kemauan yang besar ini merupakan kesadaran diri yang paling berharga. Dengan kesadaran diri ini membuat seseorang punya rasa memiliki terhadap Islam sebagai agamanya sehingga dia akan selalu mempertahankannya.

Untuk memiliki keimanan yang mantap dan istiqomah dengan segala aplikasinya, kitapun zaman sekarang ini harus memiliki kemauan yang kuat untuk menjadi baik, tanpa keinginan atau motivasi yang kuat, seseorang tidak bisa melakukan sesuatu secara maksimal, bila sesuatu yang baik dilakukan, dia akan goyah dengan godaan dan tantangan yang akan dihadapinya. Berbeda dengan kemauan dan kesadaran yang datang dari diri sendiri sebagaimana yang diperlihatkan oleh Bilal bin Rabah yang siap mempertahankan iman meskipun harus menghadapi siksaan yang bertubi-tubi, begitu juga dengan Yasir dan Sumayyah yang siap mati demi mempertahankan iman dan sahabat-sahabat lain yang karena kesadaran dari hati yang paling dalam, mereka pertahankan keislaman dirinya hingga tetes darah yang terakhir.

2. Pembinaan Yang Intensif.
Ibarat pohon, kesadaran atau kemauan yang kuat untuk menjadi muslim yang sejati merupakan akarnya, tapi pohon itu tidak akan hidup dan bertahan serta dapat menghasilkan daun yang rindang dan buah yang banyak tanpa disiram dan dipupuk. Pembinaan yang intensif dan berkesinambungan merupakan siraman air dan pupuknya. Oleh karena itu setelah orang-orang kafir Quraisy masuk Islam dan menjadi sahabat Rasul, maka Rasulullah Saw melakukan pembinaan yang intensif dan berkesinambungan kepada mereka. Oleh karena itu pembinaan yang intensif dan berkesinambungan terhadap para sahabat mendapat perhatian yang begitu besar dari Rasulullah Saw meskipun sangat sulit untuk bisa kumpul dengan para sahabat. Rasulullah tidaklah putus asa dalam menghadapi kesulitan itu. Alternatif yang dilakukan oleh beliau adalah kumpul dengan para sahabat dan membina mereka pada waktu malam saat manusia sedang tidur dan bubar sebelum fajar saat manusia belum bangun dari tidurnya. Ini dilakukan oleh Rasulullah Saw di rumah sahabat Arqam bin Abi Arqam yang dalam sejarah Islam kemudian disebut dengan Darul Arqam.

Dalam membina para sahabat itu, Rasul menekankan pada aspek memperkenalkan Al-Qur'an kepada para sahabat agar mereka hidup bersama Al-Qur'an, mensucikan jiwa mereka dari sifat-sifat tercela dan mengajarkan kitab dan hikmah, dari pembinaan yang intensif inilah para sahabat dikikis sifat dan sikap kejahiliyahannya hingga memiliki sikap dan prilaku yang Islami, Allah Swt berfirman yang artinya: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata (QS 62:2).

Ini berarti, bila kita menghendaki lahirnya generasi Islam yang istiqomah dalam keislamannya, diperlukan pembinaan yang intensif dan kaum musliminpun harus mengikuti program pembinaan tersebut.

3. Keteladanan Yang Meyakinkan.
Keteladanan yang baik dari para pembimbing umat merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan guna memantapkan keyakinan mereka terhadap kebenaran Islam. Meskipun seseorang sudah tahu bahwa ajaran Islam harus dilaksanakannya dan dihadapan Allah masing-masing orang bertanggungjawab atas apa yang diperbuatnya di dunia, tetap saja tanpa keteladanan yang baik, seseorang masih kurang mantap keislamannya. Itu sebabnya, Rasulullah Saw tidak hanya mengajarkan dan menyebarkan ajaran Islam kepada para sahabatnya, tapi beliau juga menjadi teladan atas mereka dalam perwujudan ajaran Islam dalam kehidupan nyata, dan para sahabat karena mengharap ridha dan perjumpaan dengan Allah Swt, mereka berkenan meneladani Rasul Saw dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek kehidupan. Allah Swt berfirman yang artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari akhir dan dia banyak menyebut Allah (QS 33:21).

Oleh karena itu pada saat kita mengharapkan lahir generasi terbaik yakni generasi Qur'ani, sangat diperlukan adanya keteladanan yang baik dari pemimpin umat dan tokoh-tokoh masyarakat. Tanpa keteladanan yang baik dari kita semua, jangan terlalu banyak kita mengharap lahirnya generasi terbaik itu.

4. Kerjasama Yang Solid.
Hal lain yang sangat penting untuk mendapat perhatian dalam melahirkan generasi terbaik adalah tantangan, hambatan dan godaan yang tidak kecil. Saking besar dan beratnya tantangan, hambatan dan godaan itu, Rasulullah Saw menyadari bahwa hal itu tidak mungkin bisa dihadapi oleh seorang diri. Itu sebabnya beliau amat menekankan agar para sahabat memiliki rasa kebersamaan dan persatuan yang kokoh sehingga dapat saling bekerjasama dalam mengokohkan keimanan dikalangan sesama mereka. Sebagai salah satu contoh yang terjadi pada masa Rasul adalah ketika Bilal mendapat siksaan yang bertubi-tubi dari tuannya karena mempertahankan iman dan itu hanya bisa diselamatkan dengan cara membebaskan Bilal dari status budak, maka sahabat Abu Bakar yang memiliki kekayaan yang banyak tidak segan-segan mengeluarkan hartanya guna membebaskan Bilal.

Kerjasama yang solid, ukhuwah yang indah dan kebersamaan yang mantap merupakan salah satu pilar penting dalam pemantapan iman, apalagi memang sudah terbukti kalau syaitan amat sulit menggoda manusia yang memiliki kemantapan dalam berjamaah sebagaimana yang diumpamakan oleh Rasul Saw akan berani dan mudahnya srigala memakan kambing yang berpisah dari kelompoknya, Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya srigala hanya memakan kambing yang tersisih dari kawannya.

Dengan demikian, harus kita sadari bahwa menjadi muslim yang sejati bisa dicapai oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja, tidak hanya oleh mereka yang hidup sezaman dengan Rasulullah Saw, atau hanya bagi kalangan ulama, ini perlu dipertegas mengingat ayat-ayat dan hadits-hadits yang mengharuskan kita tunduk dan patuh kepada Allah Swt tidak hanya ditujukan kepada para sahabat dan para ulama, tapi juga kepada kita semua kamu muslimin hingga hari kiamat nanti. Karena itu untuk menjadi muslim yang baik, diperlukan kesungguhan dari kita semua dan untuk itu Allah Swt menguji siapa saja yang sudah mengaku beriman agar terbukti mana yang sungguh-sungguh dan mana yang tidak.

Sumber :Drs. H. Ahmad Yani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Bermanfaat...